ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ingin membentuk Daerah Otonomi Baru (DOB) harus bersabar lebih lama. Pasalnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) belum merencanakan pemekaran daerah tersebut dikarenakan situasi keuangan negara saat ini.
“Kita belum ada rencana memekarkan dulu, sementara semua proses masih di dalam sidang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD). Untuk saat ini masih belum ada keputusan ketetapan dimekarkan,” ujar Direktorat Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Soni Sumarsono saat ditemui usai rapat dengan Komisi II DPR RI di gedung Nusantara II DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2017).
Soni mengungkapkan bahwa saat ini usulan DOB sementara ditampung oleh Kemendagri. Jumlah usulan DOB yang tercatat di Kemendagri sebanyak 150 usulan pembentukan, yang terdiri dari 24 usulan provinsi, 109 usulan kabupaten, dan 17 usulan kota.
Realisasi pembentukan DOB terbentur oleh anggaran dan keuangan negara. Dirjen Otda ini menegaskan tidak mungkin semua usulan pembentukan DOB dipenuhi, mengingat kebutuhan daerah yang tidak sedikit.
“Sekarang kita pun masih mencari dari pembiayaan di berbagai sumber termasuk percepatan dan akselerasi pajak. Karena keuangan situasi negara dalam situasi yang memang belum mendukung secara kondusif untuk memekarkan daerah sebanyak itu,” terang mantan Plt Gubernur DKI Jakarta ini.
Selain itu, daerah yang mekar akan mempunyai konsekuensinya yang luar biasa baik dari infrastruktur sampai kepada pembiayaan rutin personil dan implikasi yang lain. “Jadi costnya sangat tinggi sekali, soal kebutuhan ya butuh, penting memang, sesuai undang-undang juga iya. Tapi kapan momentum itu belum pas saat ini,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Dewan Perwakilan Daerah (DPD) telah mendesak pemekaran DOB dan memberikan daftar nama DOB yang bakal dimekarkan kepada Presiden Jokowi. Adapun daerah yang menjadi calon DOB di Sultra adalah Kabupaten Kabaena Kepulauan, Poleang, Muna Timur, Kota Raha, Konawe Timur dan Provinsi Kepulauan Buton. (A)
Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Jumriati
