“Selama periode Maret-September 2014, penduduk miskin di Sultra berkurang sebesar 28,17 ribu orang dengan rincian daerah pedesaan berkurang 25,7
“Selama periode Maret-September 2014, penduduk miskin di Sultra berkurang sebesar 28,17 ribu orang dengan rincian daerah pedesaan berkurang 25,71 ribu orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 2,46 ribu orang,” kata Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho saat merilis berita resmi statistik di kantor BPS, Jumat (2/1/2014).
Lebih lanjut Adi menjelaskan, persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah. Pada Maret 2014, sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan yakni 294,01 ribu orang (85,90 persen dari total penduduk miskin di Sultra) dan pada September 2014 penduduk miskin yang berada di daerah pedesaan berjumlah 268,30 ribu orang (85,42 persen dari total penduduk miskin di Sultra).
Sementara itu selama Maret-September 2014, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 5,38 persen yaitu dari Rp 230.627 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp 243.036 per kapita per bulan pada September 2014.
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Pada periode Maret-September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan meningkat. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar.
Pada September 2014, nilai P1 untuk perkotaan hanya 0,96 sementara di daerah pedesaan mencapai 2,53. Sedangkan nilai P2 untuk perkotaan hanya 0,21 sementara di daerah pedesaan mencapai 0,64.
“Ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah pedesaan lebih parah daripada daerah perkotaan,” pungkas Adi.(Jumriati)