ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae menilai proyek pembangunan waduk pengendali banjir di Kota Kendari merupakan langkah konkret pemerintah dalam menangani persoalan banjir di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.
“Persoalan banjir ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah, dan dengan adanya rencana pembangunan waduk pengendali banjir saya pikir ini langkah yang baik,” ungkap Ridwan Bae saat mengunjungi lokasi proyek pengendali banjir di Nanga-nanga, Kecamatan Poasia, Rabu (20/5/2020).
Kunjungan Ridwan Bae tersebut didampingi langsung Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Haeruddin C. Maddi.
Di lokasi pembangunan dua kolam retensi Boulevard, Haeruddin menjelaskan bahwa progres pembangunannya sudah mencapai 20 persen dan diharapkan pengerjaannya selesai akhir tahun ini.
Kapasitas tampung kedua kolam itu sekitar 500 ribu meter kubik. Nantinya akan berfungsi untuk mereduksi banjir. Selain itu, kedua kolam ini juga bisa menjadi spot wisata baru dalam kota, kawasan olahraga dan ruang terbuka. Bahkan ke depan tampungan air pada kolam itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku Kota Kendari.
“Pertumbuhan penduduk di Kota Kendari akan terus meningkat maka kebutuhan terhadap air bersih juga akan meningkat, sehingga perlu adanya sumber air,” ungkap Haeruddin.
Cara kerja kolam retensi menggunakan model regulation pond (kolam pengendali). Bangunan ini bakal dilengkapi dengan pintu inlet dan outlet, serta spillway. Apabila diperkirakan turun hujan beberapa jam maka kolam retensi dapat dikosongnkan dengan membuang airnya menggunakan pompa, sehingga dapat menampung kelebihan air saat turun hujan.
Selanjutnya, Ridwan Bae bersama tim BWS Sulawesi IV Kendari melakukan kunjungan ke wilayah hulu di Nanga-Nanga yang rencananya akan menjadi lokasi pembangunan waduk regulasi (regulation pond).
Haeruddin menyebutkan tahun ini masih dalam tahap studi detail, salah satunya studi kelayakan waduk, sedangkan rencana memulai konstruksinya diperkirakan tahun 2021 hingga 2022.
Luas area yang dibutuhkan untuk membangun waduk termasuk fasilitas dan landscape serta area parkir sekitar 40 hektar. Waduk itu akan berfungsi terutama sebagai pengendali banjir kota Kendari.
Kemudian juga berfungsi sebagai wisata pendidikan, konservasi dan dapat difungsiksn untuk menambah cadangan air baku. Dengan kapasitas tampung yang direncanakan sekitar 1,5 hingga 2 juta meter kubik dinilai akan mampu mereduksi banjir Kota Kendari khususnya yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanggu.
Pembangunan itu direncanakan terintegrasi secara keseluruhan dalam paket proyek pengendali banjir Kota Kendari, bahwa skip pekerjaannya terdiri dari pembangunan waduk pengendali banjir, pembangunan pengedali sedimen di hulu, peningkatan drainase dalam kota, serta lanjutan pembangunan tanggul.
Haeruddin mengharapkan proyek ini bisa didanai dengan sistem multi years kontrak selama kurang lebih 3 tahun. Selain itu, mereka juga mengunjungi sejumlah titik rawan tergenang banjir.
Diharapkan setelah peningkatan kapasitas, dan dengan berfungsinya satu sistem pengendalian dari hulu sampai ke hilir, permasahan banjir kota Kendari bisa teratasi.
Ridwan Bae pun mendukung penuh rencana pembangunan proyek pengendali banjir Kota Kendari oleh BWS Sulawesi IV Kendari itu karena dianggap sangat strategis demi fungsi pelayanan kota.
Dirinya pun berencana akan menemui dan membahas rencana pembangunan proyek pengendali banjir ke Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wali Kota Kendari Sulkarnain, terutama soal pembebasan lahan yang tahapannya akan segera dimulai.
Untuk diketahui, beberapa kali bencana banjir terjadi selama tiga tahun berturut-turut 2017, 2018 dan 2019 telah merendam rumah warga terutama wilayah DAS Wanggu dan mereka harus mengungsi di tenda yang dibangun pemerintah di badan jalan. (Adv)