RS Bahteramas: Usus Menggantung untuk Keselamatan Jiwa Pasien

Usus Masih Menggantung, RS Bahteramas Pulangkan Pasien Usai Operasi
PASIEN - Evan (42) terbaring lemas di sebuah kos-kosan di Jalan Kapten Pierre Tendean, Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) usia dipulangkan oleh Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Bahteramas dengan kondisi usus terbungkus kantong plastik, Senin (9/12/2019). (Fadli Aksar/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Bahteramas dr Sjarif Subijakto menanggapi penanganan terhadap pasien Evan (42) yang dipulangkan dengan kondisi usus masih menggantung di luar perutnya dan hanya terbungkus kantong plastik.

Menurut Syarif, apa yang dilakukan petugas medis sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sebab, pasien mengalami tumor pada bagian usus.

Sebelumnya, pasien juga sudah berobat di Makassar dan sudah tau penyakitnya. Kemudian di Makassar dilakukan tindakan radio terapi, dilakukan kemoterapi. Kata dia, prosedur penanganan tumor usus itu sudah dilakukan di sana.

Baca Juga : Usus Masih Menggantung, RS Bahteramas Pulangkan Pasien Usai Operasi

“Saat pulang pasien ini mengalami ostrupsi atau buntunya jalan keluar kotoran karena ada adesi perlengketan di usus paling bawah yang menuju anus. Karena adanya perlengketan, maka dilakukan kolonus tomi untuk menyelamatkan nyawa pasien. Oleh dr. Rabiul Awal dilakukan live siving sebagai tindakan untuk penyelamatan jiwa dengan cara kolonus tomi,” jelas dr Syarif melalui WhatsApp, Selasa (10/12/2019).

Dikatakannya, tujuan kolonus tomi itu dilakukan untuk membebaskan sumbatan aliran di kolot pada usus besar karena jalan keluar melalui anus sudah tidak mungkin karena adanya perlengketan. Jadi, tutur dr Sjarif, usus dikeluarkan ke dinding perut sehingga kotoran yang dimakan dikeluarkan dan itu sudah tindakan final terminal pada kanker usus.

Dengan demikian lanjutnya, usus pasien sudah tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam perut. dan hal ini pun telah dijelaskan kepada pasien maupun keluarga pasien.

“Ususnya tidak bisa dimasukkan kedalam lagi karena usus besar sampai anus itu sudah melengket sudah tidak bisa. Hidupnya ke depan memang sudah begitu dengan usus di luar. Kalau dr Rabiul Awal tidak melakukan kolonus tomi pasien meninggal karena tidak bisa keluar kotorannya. Ini sebenarnya sudah diterangkan ke keluarga cuma kurang pemahaman mungkin,” tegasnya.

Sjarif mengatakan, setelah dilakukan kolonus tomi pasien membaik dan sudah diperbolehkan pulang dan tinggal melakukan kontrol di rumah sakit Bahteramas.

“Kalau dekat di sekitar Kendari bisa kontrol RSUD Bahteramas, kalau jauh bisa kontrol di RS kabupaten/kota kepada dokter ahli,” pungkasnya.

Sebelumnya, Evan (42) warga Desa Pewutaa, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) terpaksa meninggalkan RSUP Bahteramas Kota Kendari dengan kondisi usus masih terkatung-katung di luar perut dengan terbungkus kantong plastik, Senin (9/12/2019) sekitar pukul 17.00 Wita. (A)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Abd Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini