Rumah Dihanyutkan Banjir, Delapan Warga Ueesi-Koltim Tinggal di Gubuk

Rumah Dihanyutkan Banjir, Delapan Warga Ueesi-Koltim Tinggal di Gubuk
RUMAH RUSAK - Sebanyak delapan rumah milik warga di desa Watumendonga, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) rusak berat akibat dihantam banjir pada Sabtu (8/6/2019). (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Sebanyak delapan unit rumah milik warga di desa Watumendonga, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) hanyut dibawa banjir yang melanda desa itu, Sabtu (8/6/2019). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Babinsa Kecamatan Ueesi, Serda Ishak menbatakan bahwa delapan rumah yang hanyut tersebut umumnya berada sekitar 50 meter dari bibir sungai Konaweha.

Dikatakan, warga yang kehilangan rumahnya kini telah mendirikan gubuk seadanya sebagai tempat peristrahatan dan perlindungan dari hujan ataupun terik matahari.

Baca Juga : Banjir di Koltim, 170 Hektar Padi Sawah Puso

BACA JUGA :  31 Ton Beras Sejahtera Disalurkan di Wilayah Terisolir Koltim

“Gubuknya dibangun secara swadaya dari warga itu sendiri. Pengakuan warga, katanya belum ada bantuan untuk pembangunan ataupun perbaikan rumah dari pemerintah daerah,” kata Ishak saat ditemui di desa Silui, Kecamatan Ueesi, Kamis (20/6/2019).

Tak hanya itu, informasi yang diperoleh Ishak, bantuan untuk warga korban banjir di desa Watumendonga sangat minim. Sejak dilanda banjir empat hari lalu, sampai kini mereka baru menerima 3 liter beras dan 10 bungkus mie instant.

“Ada warga disana sampai menghemat beras bantuan yang telah diterimanya pada Minggu (16/6/2019),” ungkap Ishak.

BACA JUGA :  Penyebab Hujan Lebat di Sultra Hingga Potensinya Tiga Hari Kedepan

Baca Juga : 227 KK di Kecamatan Ueesi Koltim Terancam Kelaparan

Setelah rumahnya rusak dihantam banjir, warga terpaksa mendirikan gubuk sementara untuk berlindung dari hujan dan terik matahari
Setelah rumahnya rusak dihantam banjir, warga terpaksa mendirikan gubuk sementara untuk berlindung dari hujan dan terik matahari

Ishak menceritakan, intensitas hujan yang turun beberapa waktu lalu khususnya di desa Watumendonga bukan hanya menyebabkan meluapnya sungai akan tetapi juga menyebabkan tanah longsor serta beberapa pohon tumbang, sehingga akses masuk menuju desa terputus.

“Jadi warga susah untuk keluar ambil bantuan karena memang jalannya terputus. Kalau roda empat belum bisa sama sekali. Naik motor saja masih setengah mati. Itupun bisa lewat setelah kami kerja bakti bersama warga,”ucapnya. (B)

 


Kontributor : Samrul
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini