ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Penganut agama Hindu di Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengarak Ogoh-Ogoh keliling kampung sekaligus membakarnya.
Ritual ini digelar warga keturunan Bali untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu setiap tahun Saka.
Pantauan Jurnalis di lapangan, arakan ogoh- ogoh ini memang biasa dilaksanakan sebelum hari raya nyepi. Pembakaran ogoh-ogoh ini dilakukan sekitar pukul 21.00 wita.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Made Tama, mengatakan kegiatan ini merupakan serangkaian dari Catur Brata Penyepian untuk mengusir hal-hal yang buruk.
Dirinya menjelaskan, sesuai maknanya Catur Brata Penyepian tersebut ada empat hal yang tidak boleh dilakukan.
Empat hal tersebut berupa amati geni artinya tidak menyalakan api, amati karya tidak bekerja, amati lelungan tidak bepergian dan terakhir amati lelanguan yang memiliki arti tidak mendengarkan hiburan.
” Semua ini bertujuan untuk kembali mensucikan diri dari hal yang buruk yang pernah dilakukan sebelumnya atau segala jenis godaan yang menjerumuskan diri kedalam dosa”, ujarnya pada Selasa malam.
Pawai hingga pembakaran ogoh-ogoh ini, lanjut ketua Majelis Tinggi Umat Hindu Bombana, perwujudan dari sifat buruk bertujuan untuk mengusir segala hal buruk dari diri dan lingkungan sekitar.
” Kegiatan ini kami laksanakan setahun sekali untuk menyambut hari raya nyepi yang kami rayakan setiap tahun baru saka. Semoga kita semua dapat kembali bersih dari hal buruk,” ujarnya
Penulis : Andi Hasman
Editor : Kendari