ZONASULTRA.COM, UNAANA – Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melakukan upaya peningkatan ekonomi masyarakat di tengah serangan wabah virus corona atau covid-19. Kondisi ini mengakibatkan turunnya pendapatan ekonomi akibat kebijakan pembatasan sosial demi mencegah penularan.
Selain mengenjot tiga program unggulan, Pemda Konawe juga mulai memanfaatkan sektor lain untuk memberikan tambahan penghasilan kepada warganya, yakni dengan membuka bank sampah yang dirancang dapat menampung sampah rumah tangga.
Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinan Sapan menjelaskan, dengan adanya Bank sampah yang dikelola langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Konawe, dapat menjadi solusi dalam penanganan sampah di sejumlah wilayah yang ada di Kota Unaaha. Selain itu, keberadaan bank sampah ini juga dapat merubah pola pikir masyarakat yang masih menganggap bahwa sampah ini adalah masalah.
“Saat ini ada 13 titik Bank Sampah yang sudah kita siapkan. Harapan kita kedepan dapat membuka bank sampah di seluruh wilayah kecamatan,” kata Ferdinan usai meresmikan Bank sampah di Pasar Raya Asinua, Kelurahan Asinua, Unaaha. Rabu (20/1/2021).
Untuk jenis sampah yang dapat dijadikan rupiah, pihak pengelola sudah menyiapkan daftar harga untuk masing-masing jenis sampah, baik itu organik, maupun sampah non organik. Seperti kardus, kertas, plastik, botol, dan jenis sampah lainnya yang setiap hari di produksi rumah tangga.
“Yang paling mahal itu besi, kemudian plastik dan kardus. Ini bukan hanya ekonominya saja, tetapi bagaimana membiasakan masyarakat kita untuk terbiasa menjaga lingkungannya dari sampah,” ujarnya.
Masyarakat yang menjadi nasabah, kata Ferdinan, nantinya akan diberikan buku rekening sebagai acuan untuk melihat besaran saldo masing-masing. Saldo tersebut bisa dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk keperluan lain.
“Semisal si nasabah ingin membayar tagihan listriknya, maka tinggal memberitahukan kepada PLN untul langaung melakukan pemotongan saldo, sebab bank sampah ini sudah bekerjasama denga beberapa instansi lainnya seperti PLN dan juga Telkom,” Ujarnya.
Berdasarkan data DLH Konawe, setiap tahunnya masyarakat Kota Unaaha dan Wawotobi memproduksi sampah sekitar 40 ribu ton, jumlah ini belum diakumulasikan dengan produksi sampah yang di Kecamatan lain.
Jumlah ini kata Ferdi, menjadi perhatian serius Pemda Konawe, mengingat daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Konawe sudah mulai masuk fase hampir penuh. Jika tidak segerah diatasi, maka TPA tersebut akan mengalami over kapasiti yang otomatis akan memberikan dampak kepada masyarakat sekitar.
Ferdinan berharap, dengan adanya 13 unit bank sampah yang sudah beroperasi ini, dapat menjadi soluso terbaik dari pengelolaan sampah di Konawe, dan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak sembarang membuang sampah. (a)
Kontributor : Restu Tebara
Editor : Kiki