ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA– Ratusan hektar sawah di dua kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) dilanda kekeringan parah. Ironisnya hal itu terjadi hampir setiap tahun, terlebih saat musim panas tiba. Kendati begitu, pemerintah setempat terkesan tidak tanggap dengan masalah tersebut.
Akibat bencana itu, ratusan petani harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah. Di Desa Welala, Kecamatan Ladongi tercatat sekitar 267 hektar sawah petani yang gagal panen atau puso. Hal serupa juga terjadi pada 300 hektar sawah di Kelurahan Raara, Kecamatan Raara.
Kekeringan itu juga diperparah oleh tidak adanya saluran irigasi pengairan yang memadai, para petani hanya mengandalkan satu buah sumur bor sebagai sumber pengairan ribuan hektar sawah yang ada.
Salah seorang petani, Kasmiran (38) mengaku harus menanggung kerugian sekitar Rp 10 juta peri 1 hektarnya. Itupun kata dia, yang dihitung hanyalah pengeluaran sewa hand traktor, pupuk, serta biaya bajak sawa.
“Ini hampir setiap musim kemarau terjadi, tetapi pemerintah tidak pernah perduli dengan kondisi yang kami alami di sini, padahal daerah ini adalah daerah penghasil padi yang cukup besar di Koltim,” kata lelaki yang kini terpaksa beralih profesi menjadi peternak, Rabu (30/9/2015).
Pria yang sudah memiliki satu orang anak ini berharap, agar pemerintah bisa memikirkan kondisi petani di daerah itu, karena cuaca yang tidak menentu juga menjadi faktor terjadinya kekeringan.
“ Kalau memang belum bisa membangun bendungan atau saluran irigasi, minimal pemerintah dapat menambah jumlah sumur bor, karena sumur bor yang ada saat musim panas seperti ini hanya mampu mengaliri dua hektar sawah saja,” imbuhnya.
Kasmira sempat berniat untuk menganti tanaman padinya dengan tanaman jangka pendek lainnya, seperti kacang dan kedelai, namun hal itu tidak dilakukakannya karena terkendala bibit juga keuangan yang tidak memungkinkan.
Hal senada juga disampaikan Indra (27), warga kecamatan ladongi. Dia harus menanggung kerugian yang cukup besar akibat 4 hektar sawah miliknya mengalami gagal panen, akibat kekeringan.
Sebelumnya, Pj Bupati Kolaka Timur, Anwar Sanusi mengklaim jika daerah yang dipimpinnya masih aman dari ancaman kekeringan, dengan alasan sumber air yang ada di Kolaka Timur masih bisa mengaliri seluruh areal persawahan milik warga.