ZONASULTRA.ID, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi curah hujan yang sudah mulai turun di sebagian wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa hari terakhir, sementara bagian lainnya masih dalam cuaca panas yang diakibatkan El Nino.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie, mengatakan, El Nino diprediksi mulai melemah pada Maret 2024, sehingga dampak yang terjadi saat ini adalah masih berkurangnya potensi hujan.
Ia menyebut bahwa hujan yang terjadi di beberapa wilayah Sultra belakangan ini diakibatkan adanya gangguan skala regional, yaitu gelombang rossby dan diatmosfer wilayah Sultra mulai lembab berkisar 80 hingga 90 persen.
“Akan tetapi hujan yang terjadi hanya di wilayah Sultra bagian utara seperti Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka utara, Konawe, Konawe Selatan, dan Konawe Utara yang intensitasnya sedang sampai lebat,” ungkapnya via pesan WhatsApp pada Rabu (18/10/2023).
Khusus Kota Kendari mengalami hujan ringan dengan skala lokal dan wilayah Sultra bagian selatan yaitu Muna, Buton, Wakatobi dan Kabaena masih mengalami kondisi cuaca yang terik. Suhu maksimum di daerah tersebut berkisar 34 hingga 35 derajat celcius.
Statistika Meteorologi Maritim Kendari juga memprediksi hujan di Sultra bagian utara masih akan terjadi hingga Kamis (19/10/2023) dan untuk Sultra bagian selatan diprediksi akan mengalami awal musim hujan pada Desember 2023.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Sultra Aris Yunatas juga menjelaskan bahwa melihat kondisi dinamika atmosfir terbaru menunjukan aktifnya gelombang rossby ekuator di wilayah sultra. Kata dia, proses terbentuknya gelombang rossby adalah ketika udara kutub bergerak ke arah khatulistiwa, sementara udara tropis bergerak ke arah kutub.
“Akibat perbedaan temperatur antara khatulistiwa dan kutub karena perbedaan jumlah radiasi matahari yang diterima, panas cenderung mengalir dari lintang rendah ke lintang tinggi,” jelasnya.
Aris menyebut bahwa gelombang rossby tersebut membantu memindahkan panas dari daerah tropis ke kutub dan udara dingin ke daerah tropis dalam upaya mengembalikan keseimbangan atmosfer. Mereka juga membantu menemukan aliran jet dan menandai jalur sistem tekanan rendah permukaan.
Gelombang rossby ini memiliki karakteristik membawa massa udara yang bersifat basah sehingga sebuah wilayah sering dilanda kondisi hujan atau mendung. Selain itu, gelombang rossby ekuator juga dapat menimbulkan hujan dengan intensitas lebat.
“Rossby ekuator bisa menyebabkan cuaca buruk pada wilayah yang dilaluinya. Kejadian cuaca ekstrem ini bisa berlangsung 3 sampai 4 hari. Kami imbau masyarakat untuk senantiasa waspada dan selalu memantau perkembangan cuaca dari BMKG,” tutur Aris. (A)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati