Sebulan, 2.011 Orang Terinfeksi Virus Corona di Sultra

Ilustrasi tenaga medis, ilustrasi corona, ilustrasi covid 19
Ilustrasi (Foto : Antara)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam jangka waktu sebulan, virus Corona atau SarsCoV-2 menjangkiti 2.011 orang warga Sulawesi Tenggara (Sultra). Data tersebut meningkat signifikan sejak pandemi merebak di bumi Anoa pada 19 Maret 2020.

Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis kasus harian virus Corona, Minggu (18/10/2020) mencapai 226 orang. Data ini menjadi kasus terbanyak harian selama virus asal Wuhan China mewabah di Sultra.

Kasus tersebut terdiri dari Kolaka 106, Kota Kendari 67, Kolaka Utara 25 orang, Konawe 18 orang, Konawe Selatan 10 orang dan Bombana 1 orang. 226 kasus itu menyumbang angka akumulasi kasus menjadi 4.249. Dari jumlah total kasus tersebut, 1.609 orang masih menjalani isolasi, 2.567 sembuh dan 73 kasus meninggal dunia.

Penambahan kasus yang sangat signifikan terjadi dalam satu bulan terakhir. Per 18 September 2020 jumlah kasus masih di angka 2.060. Jumlah ini tercatat paling tinggi sepanjang pandemi Covid-19 merebak di Sultra sejak 19 Maret 2020 lalu.

Angka 2.060 tercatat ketika pandemi memasuki 6 bulan virus Corona menginfeksi warga Sultra. Bahkan satu bulan awal pandemi 19 Mei 2020, total kasus positif di Sultra hanya tercatat sebanyak 36 orang.

BACA JUGA :  Polisi Sidak Apotek di Konawe Terkait Kelangkaan Masker

Seiring dengan peningkatan kasus yang terlampau tinggi, kasus meninggal juga mengalami lonjakan. Selama 6 bulan musuh tak kasat mata merebak, kasus meninggal tercatat masih 46 orang. Namun, di bulan ketujuh angka meninggal ikut naik ke 73 orang.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal mengatakan, meningkatnya kasus tersebut karena masyarakat sudah kurang disiplin menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan. Protokol tersebut antara lain memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan. Namun, menurut dokter bedah ini, banyak hal yang memicu lonjakan kasus ini.

“Masyarakat makin ‘kapatuli’ sehingga kasus tidak terkontrol, kapatuli ini juga kan karena konsistensi lintas sektor (pemerintah) mengenai pengawasan protokol tidak segarang di awal-awal, tidak seterpadu,” ungkap Laode Rabiul Awal saat dihubungi melalui telepon, Minggu (18/20/2020).

Secara statistik, dalam sebulan terakhir, kasus harian mencapai 100 per hari tercatat sampai empat kali, 60 sampai 80 per hari membuat angka akumulasi menjadi tinggi. Angka kasus di Kolaka merupakan data pemeriksaan dari PT Antam seminggu terakhir.

BACA JUGA :  Kisah La Jara, ODP Corona Asal Buton yang Isolasi Diri di Kebun

“Jadi Kolaka ini kumulatif hasil mungkin selama seminggu, mungkin ada 5, 15 (kasus harian), sebenarnya hasilnya selalu disampaikan tapi rupanya tidak masuk dalam sistem all report. Jadi akhirnya terkumpul satu kali jadi 106,” kata dia.

Untuk hari ini, Minggu (18/10/2020) kasus tertinggi tercatat di Kota Kendari 2.126, Kota Baubau sebanyak 502 kasus dan Kolaka 321 kasus. Selanjutnya Kolaka Utara 283 kasus, Konawe 239 kasus, Buton 142 kasus, Buton Tengah 139 kasus, Konawe Selatan 113 kasus.

Kemudian Bombana 111 kasus, Muna 95 kasus, Konawe Utara 41 kasus, Kolaka Timur 37 kasus, Wakatobi 29 kasus, Buton Selatan 23 kasus, Buton Utara dan Konawe Kepulauan 17 kasus dan 14 kasus di Muna Barat. (a)

 


Reporter : Fadli Askar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini