Sejumlah Kadis Di Kolaka Dikabarkan Bakal Berganti

Sejumlah Kadis Di Kolaka Dikabarkan Bakal Berganti
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Kabar mutasi di lingkungan Pemda Kabupaten Kolaka kembali berhembus. Beberapa posisi jabatan pratama/eselon II b, bakal berganti.

Sejumlah Kadis Di Kolaka Dikabarkan Bakal Berganti
Ilustrasi

Selain karena beberapa pejabat sudah akan memasuki usia pensiun dalam tahun ini, sebagian pimpinan  SKPD juga dikabarkan bakal “terkena” imbas evaluasi kinerja.

Beberapa pejabat pratama yang akan memasuki masa pensiun di antaranya kepala Bappeda Fahruddin Rahim dan  Kepala Inspektorat Haerun Dahlan.

Sementara posisi yang memungkinkan terkena evaluasi, umumnya adalah SKPD pemungut PAD.

Terkait kabar mutasi yang kemungkinan akan dilakukan di awal Februari mendatang, Kepala BKD Kolaka, Mujahiddin menolak berkomentar dengan alasan belum pernah dibahas secara formal.

Demikian pula Asisten III bidang administrasi umum, Rohaedin Jamaluddin mengaku belum mengetahui rencana tersebut.

Menurutnya, pengisian beberapa jabatan yang paling memungkinkan adalah  posisi kepala Bappeda atau kepala inspektorat. Itupun hanya untuk mengantisipasi kekosongan.

“Tergantung pak bupati, apakah mengangkat sementara waktu pelaksana tugas atau bagaimana. Itu kewenangan beliau,” kata Rohaedin, Rabu (27/1/2016).

Untuk posisi pejabat pratama lainnya yang sempat dikabarkan akan bergeser, mantan kepala BKD itu mengakui tidak tertutup kemungkinan dilakukan, sepanjang bupati menginginkannya.

“Kalau kabar itu benar, tidak mungkin dalam waktu dekat, atau minggu depan karena bertepatan dengan Musrenbang. Itupun masih harus melalui pembahasan yang kami sendiri belum diberitahu,” ujar pejabat senior yang juga dikabarkan bakal bergeser ke posisi lain.

Tentang evaluasi terhadap pimpinan SKPD, terutama  satuan kerja  “pemungut” PAD, Rohaedin menegaskan bahwa bupati selalu mencermati kinerja semua pejabatnya.

Untuk diketahui, APBD kabupaten Kolaka tahun 2016 mengalami defisit hingga mendekati angka lebih dari Rp 30-an miliar, yang salah satunya disebabkan tidak terealisasinya estimasi PAD ditahun 2015.

Defisit tersebut diduga kuat karena tidak maksimalnya kinerja beberapa dinas yang ditugasi memungut PAD.

 

Penulis: Abdul Saban
Editor: Tahir Ose