Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian (Kasubid Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dr Hari Setiawan kepada awak zonasultra.id, Minggu (26/4/2015) mengatakan, korban bernam
Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian (Kasubid Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dr Hari Setiawan kepada awak zonasultra.id, Minggu (26/4/2015) mengatakan, korban bernama Mahdi (40) dan ditemukan pertama kali oleh anaknya bernama Mumun (19) di belakang rumah korban usai sholat Subuh. Korban diperkirakan meninggal dunia kurang lebih 12 jam sejak ditemukan pada pukul 05.30 Wita pagi hari.
“Tim kami datang ke lokasi pada 07.30 Wita dan langsung melakukan olah TKP, diperkirakan kurang 12 jam korban meninggal,” ujarnya.
Berdasarkan hasil otopsi luar yang dilakukan oleh tim dokpol, diduga korban menghalami hantaman keras benda tumpul di bagian dahi sebab dahi korban mengalami luka parah, yaitu pecah pada tengah dahi.
“Kalau jatuh atau terbentur kemungkinan tidak akan separah itu. Di badan korban juga ada sejumlah luka lecet, seperti luka lecet saat orang melawan,” jelasnya.
Untuk membuktikan apakah luka yang diderita korban akibat hantaman benda tumpul atau tidak harus dilakukan terlebih dahulu otopsi dalam, namun pihak keluarga menolak untuk diotopsi dan meminta agar korban dibawa ke kediamannya di Kelurahan Pudai Kecamatan Abeli.
“Kalau nanti dalam penyelidikan penyidik menemukan adanya indikasi pembunuhan, maka tim dokpol akan melakukan pembongkaran makam korban, untuk dilakukan otopsi,” ungkap Hari.
Mumun anak korban yang berada di rumah sakit mengungkapkan dirinya terakhir kali melihat ayahnya pada Jumat (24/5/2015) lalu dan pada Sabtu (25/5/2015) dirinya sudah tidak bertemu dengan korban.
“Jumat almarhum masih kerja, sabtu dia tidak pulang. Sepulang saya sekolah, saya cari almarhum namun tidak ketemu, nanti Minggu (26/5/2015) usai sholat Subuh saya keliling rumah dan melihat ada pakaian yang dipakai almarhum, saya cek dan ternyata almarhum, dan tangannya saat saya pegang sudah mengeras,” ceritanya.
Menurut Mumum, korban tidak pernah cekcok atau bertengkar dengan siapapun. (Azwirman)