ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Kendari mencatat pada 2016 terdapat 1.110 investor yang aktif melakukan jual beli saham di Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada Desember 2016 tercatat ada 440 investor saham baru di Sultra.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Cabang Kendari Epha Karunia Titasari mengatakan bahwa investor saham di Sultra 100 persen masih masyarakat lokal. “Dengan total transaksi Rp 700 jutaan per bulan, untuk data keseluruhannya selama 2016 belum kami dapatkan updatenya dari pusat,” sebut Epha usai nonton bareng pembukaan perdagangan pasar modal 2017 di Kantor Perwakilan BEI Cabang Kendari, Selasa (3/1/2017).
Menurut Epha, pada 2017 ini BEI Kendari akan menargetkan sebanyak 1.000 investor di Sultra. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan membantu kegiatan dari anggota bursa, karena mereka lah yang lebih dekat dengan masyarakat. Pihaknya akan membantu seperti sosialisasi, memberikan data. Selain itu BEI akan tetap melakukan sekolah pasar modal (SPM). “Lebih banyak kegiatan market update untuk investor yang sudah berkecimpung di pasar modal,” katanya.
Epha mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pasar modal dan informasinya seperti apa. Dia mengharapkan dengan adanya media sosial yang dimiliki oleh BEI Kendari maupun grup anggota bursa, dapat menjangkau masyarakat untuk mengupdate berita terkait bursa efek Indonesia.
Selain itu, pihaknya akan melakukan sosialisasi go public kepada perusahaan lokal yang terdapat di Sultra. Selain mendekatkan diri dengan masyarakat, BEI juga harus mendekat pada perusahaan lokal. Kata dia, bagaimanapun juga ekonomi daerah yang akan membantu perekonomian secara nasional.
“Semoga ada perusahaan lokal Sultra yang bisa melakukan aktifitas pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) yah,” ungkapnya.
Sementara itu, pembukaan perdagangan yang hampir semua merah, kata Epha, tidak mempengaruhi investor. Karena ini awal tahun, banyak investor atau pengamat pasar modal yang belum memulai aktifitas perdagangan. Adapula yang sedang menunggu dan melihat (wait and see), perkembangan perdagangan pasar modal pada awal pembukaan perdagangan Januari 2017.
“Itu sih udah lumrah lah kadang naik kadang turun, yang penting kita liat lagi ekonomi Indonesia bagaimana,” tutup Epha. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati