Djunaedi
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari mencatat ada 41 kasus kecelakaan pelayaran yang ditangani sepanjang tahun 2017.
Kepala Basarnas Kendari Djunaedi mengatakan, selain kasus kecelakaan pelayaran, pihaknya juga menangani kasus yang membahayakan nyawa manusia seperti bencana alam sebanyak 22 kasus.
“Untuk menangani itu semua kami menyiapkan tim sebanyak 60 orang di Kantor SAR Kendari dengan peralatan lengkap dan memadai,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/12/2017).
Kasus kecelakaan pelayaran yang banyak terjadi adalah mati mesin. Hal ini terjadi pada kapal penumpang, kapal barang dan kapal nelayan.
(Baca Juga : Kapal Pengangkut Barang Bekas dari Kepri Kandas di Perairan Kabaena)
Menurut mantan Kepala SAR Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini, penyebab mati mesin biasanya disebabkan oleh kelalaian pemilik kapal yang tidak melakukan pengecekkan sebelum berlayar. Kemudian pengecekkan peralatan yang sering rusak tidak dilakukan sehingga tidak menyiapkan cadangan mesin, serta faktor cuaca.
“Gelombang tinggi membuat mesin harus bekerja dua kali itu juga biasa yang menyebabkan mati mesin kapal,” katanya.
Ia pun menghimbau masyarakat agar menyiapakan seluruh peralatan berlayar, salah satunya alat komunikasi, alat keselamatan seperti pelampung dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum berlayar.
Sedangkan salah satu kasus membahayakan jiwa manusia yang ditangani tahun 2017 adalah banjir Kota Kendari, Konawe Selatan (Konsel), Konawe dan sejumlah wilayah pulau di Sultra.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018 ini, SAR Kendari menyiapkan 108 personel untuk melakukan pengamanan di sejumlah titik seperti pelabuhan, bandara dan tempat wisata yang padat pengunjung. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati