ZONASULTRA.ID, KENDARI – Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, Alfriansyah Noor mengapresiasi PT VDNIP yang telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 24.326 orang.
Dengan penyerapan tenaga kerja lokal yang fantastis tersebut, Wamen Kemnaker meminta agar PT VDNIP menjadi rumah yang harus dijaga karena telah memberikan manfaat besar untuk masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Alfriansyah Noor saat berkunjung di kawasan Industri PT VDNIP, Sabtu (21/1/23) sore bersama rombongan yang didampingi Kepala Dinas KetenagaKerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra, La Ode M. Ali Haswandy.
Kunjungan tersebut dalam rangka penyerahan SK Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan Sertifikat Kartu Kepesertaan BPJS Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing di PT VDNIP.
“Perusahaan ini sudah sangat banyak menyerap tenaga kerja dan banyak memberikan manfaat, jadi yang selama ini informasi lebih banyak TKA itu hoaks buktinya sudah puluhan ribu tenaga kerja lokal,” katanya.
Ia melanjutkan, dengan manfaat yang sudah dirasakan baik di Konawe, Sultra hingga Indonesia, masyarakat harus menjadikan PT VDNI dan PT OSS sebuah rumah yang harus dijaga bersama oleh seluruh karyawan, pemerintah, dan seluruh masyarakat, khususnya di wilayah Sultra.
“Karena jika perusahaan ini tak dilindungi yang akan menerima dampaknya juga kita-kita, dan namanya rumah kita sebagai penghuni rumah harus bisa menjaga rumah dengan baik agar tidak ada penyusup yang mengacaukan rumah kita,” kata alumni Sarjana Tehnik Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) pada 1997.
Mantan Direktur Operasional PT Georai Pratama itu juga menambahkan, di bulan K3 ini dirinya juga menekankan agar K3 menjadi perioritas perusahaan. Dan P2K3 yang baru menerima SK-nya agar bekerja dengan baik, yang salah satu tugasnya menjadi pengawas K3 yang ada di PT VDNIP.
Sebelumnya, perwakilan Direktur PT VDNI dan PT OSS, Head of Human Resources Kantor Pusat, Arys Nirwana menguraikan bahwa PT VDNI memiliki produksi per tahunnya sebanyak 1 juta metrik ton (MT), sedangkan PT OSS per tahunnya kapasitas produksinya hingga 2,5 juta MT.
“Karyawan lokal mulai dari Konawe, Sultra, Sulawesi hingga yang berasal dari beberapa wilayah Indonesia mencapai 24.326 karyawan dengan presentase karyawan lokal Sultra itu mencapai 85 persen,” katanya.
Arys Nirwana juga menambahkan perusahaan kini telah melakukan transfer pengetahuan di mana telah banyak karyawan yang telah menjadi ujung tombak perusahaan, yang menggantikan peran TKA Cina.
“Sudah ada beberapa karyawan lokal sudah menjadi ahli di beberapa unit kerja, itu terus dilakukan salah satunya mengirim Tenaga Kerja Lokal (TKL) di Cina untuk belajar tentang teknologi smelter dan sekarang telah berada di posisi strategis,” paparnya. (*)
Editor: Jumriati