ZONASULTRA.ID, KENDARI – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyikapi masalah diskriminasi gender dan keselamatan jurnalis, utamanya jurnalis perempuan dengan mengadakan pelatihan Kesetaraan Gender dan Keamanan Jurnalis yang dilaksanakan di Kendari, 7 hingga 8 Oktober 2022.
Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 20 jurnalis dari berbagai media yang ada di Kota Kendari, dan didominasi oleh jurnalis perempuan. Kegiatan tersebut didukung oleh AJI Indonesia dan Norsk Journalistlag, Norwegian Union of Journalist.
Ketua AJI Kendari Rosniawanti mengatakan, pelatihan yang diberikan sangat penting, mengingat saat ini tantangan dan ancaman keselamatan jurnalis, terutama jurnalis perempuan saat bekerja juga semakin besar.
Kata dia, perkembangan media di Sultra yang terdiri dari 17 wilayah administratif mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut berdampak secara langsung pada jumlah jurnalis yang bertambah, begitu pula dengan jurnalis perempuan yang bekerja di media.
Hasil riset oleh Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengungkapkan, masih ada diskriminasi gender terhadap jurnalis perempuan di tempat kerja dalam hal remunerasi, kenaikan jabatan, hak cuti, hak melahirkan, tunjangan kesehatan, dan kesempatan untuk berkontribusi di ruang redaksi.
“Untuk itu, penting bagi media dan jurnalis perempuan mengetahui dan memahami apa yang menjadi peran dan haknya sebagai pekerja,” ucap Rosniawanti.
Lanjutnya, fakta di lapangan juga menunjukkan jurnalis perempuan turut menghadapi pekerjaan ekstra tanpa adanya insentif. Selain itu, adanya eksploitasi tubuh oleh redaksi supaya mendapatkan wawancara dengan narasumber tertentu serta banyak lagi persoalan di media dan ruang redaksi yang dihadapi jurnalis perempuan.
Melalui pelatihan tersebut, AJI Kendari ingin melatih dan menambah kemampuan jurnalis mengenai keselamatan dan kesetaraan gender, dengan materi-materi kunci seperti kesetaraan gender, menangani diskriminasi, hak jurnalis dan keamanan gender, pelecehan seksual di tempat kerja, pengarusutamaan gender, keamanan di lapangan, dan merancang kampanye gender.
Peserta juga berdiskusi soal pengucilan dan diskriminasi gender yang masih terjadi di ruang redaksi. Serta bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah dengan adanya berbagai diskriminasi tersebut.
Rosniawanti berharap, dalam menghimpun informasi untuk pemberitaan, media bisa lebih sensitif gender sehingga bisa mengedukasi masyarakat.
Pelatihan yang terkesan santai namun padat informasi dan pengetahuan tersebut juga mendapat respons positif dari pesertanya.
“Dari pelatihan ini, saya bisa mengerti bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan tugas antara jurnalis perempuan dan laki-laki dalam peliputan. Sebenarnya kita punya tugas yang sama, kita juga tahu hak-hak kita sebagai jurnalis,” ucap salah satu peserta, Sitti Harlina.
Peserta lainnya, Ramadan Hafid mengatakan, pengetahuannya tentang kesetaraan gender dan dalam hal keselamatan diri saat bekerja menjadi lebih banyak. “Tidak ada berita yang seharga nyawa,” ucapnya.
Adapun trainer dalam pelatihan ini yakni Ketua AJI Kendari Rosniawanti dan Koordinator Divisi Gender, Anak dan Kaum Marginal AJI Kendari, Nursadah.
Setelah pelatihan ini selesai, para peserta sepakat melakukan tindak lanjut berupa diskusi berkelanjutan soal isu-isu perempuan, gender, keamanan jurnalis, kampanye gender, dan update peristiwa terkini. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati