Silaturahmi dengan Masyarakat Tinanggea, Asrun Tegaskan Tak Ada Politik Dinasti Sekarang

1092
Silaturahmi dengan Masyarakat Tinanggea, Asrun Tegaskan Tak Ada Politik Dinasti Sekarang
SILATURAHIM - Bakal Calon Gubernur Sultra Asrun bersilahturahmi dengan masyarakat Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Jumat (9/2/2018) sore. Dihadapan warga yang hadir, Asrun mengajak warga agar tidak mempercayai isu yang mengatakan dirinya menerapkan politik dinasti. (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun-Hugua terus menggalang dukungan masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Jumat (9/2/2018) sore, Asrun bersilaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Tinanggea.

Dihadapan ribuan masyarakat yang hadir, Asrun mengajak masyarakat agar tidak mempercayai isu yang mengatakan dirinya menerapkan politik dinasti.
Kata dia, saat ini tak ada lagi politik dinasti. Ini adalah demokrasi, dimana yang memilih adalah masyarakat.

“Ada yang mengatakan pak Asrun itu politik dinasti, karena anaknya wali kota, saya mau jadi gubernur. Saya bilang tidak ada lagi politik dinasti. Politik dinasti itu contohnya, kalau saya punya bapak gubernur, baru tunjuk lagi saya jadi gubernur, bukan masyarakat yang memilih. Itu baru politik dinasti. Jadi kenapa mau politik dinasti. Dinasti itu ada di kerajaan,” ujarnya.

Kemudian terkait anaknya menjadi wali kota, Asrun mengatakan apa yang salah. Kata dia, anaknya menjadi wali kota bukan karena ditunjuk oleh dirinya, tetapi dipilih secara langsung oleh masyarakat.

Silaturahmi dengan Masyarakat Tinanggea, Asrun Tegaskan Tak Ada Politik Dinasti Sekarang

“Dan ini yang terjadi bilang saya masih dinasti yang lain juga begitu. Ada juga yang calon gubernur ini anaknya jadi bupati di Buton Selatan, dan ada juga anak menantunya jadi wakil bupati di Konawe. Jadi tidak ada yang boleh jadi kalau begini,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Jadi kata Asrun, kata dinasti itu jangan hanya dinisbatkan kepada dirinya. Justru ia mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai isu-isu itu, sebab dirinya tidak menerapkan politik dinasti. Politik dinasti itu hanya ada dalam sistem kerajaan.

Mantan Wali Kota Kendari dua periode ini bahkan meyakinkan masyarakat bahwa jika gubernur dan bupati memiliki hubungan justru itu sebuah keuntungan. Artinya, kata dia, pemerintah daerah dan provinsi bisa bersinergi dalam membangun daerah untuk kepentingan masyarakat.

Asrun mengilustrasikan jika di Konsel ada rumah kumuh yang mau direnovasi dan di kabupaten tidak cukup anggaran, maka provinsi bisa memberikan anggaran untuk bisa diselesaikan.

“Kerjasama antara pemerintah daerah dan provinsi itu sangat penting untuk kemajuan daerah. Jadi jangan kita terpancing dengan hal-hal yang tidak jelas,” kata Ketua DPD PAN Kota Kendari ini.

Kemudian Asrun juga meyakinkan masyarakat agar jangan mempercayai isu yang mengatakan dirinya akan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika sudah terpilih menjadi gubernur.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Bahkan ia mengklaim, pasangan Asrun-Hugua adalah pasangan yang bersih dan belum pernah bermasalah dengan hukum.

“Ada yang bilang begini, memang pak Asrun terpilih menjadi gubernur, tapi akan ditahan KPK. Kemudian yang menjadi gubernur pak Hugua. Jangan percaya yang begitu. Orang yang ditangkap itu orang yang punya salah. Saya ini sudah 30 tahun bekerja di birokrat, tahu dan mengerti apa yang perlu saya jaga dan pertanggungjawabkan dalam hal bekerja,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, prestasi, keahlian, keterampilan, dan pengetahuannya. Sebab memilih gubernur itu bukan memilih kepala suku atau ketua adat.

Dikatakan, memilih pemimpin itu pakai akal sehat, bukan pakai iri hati atau dengki. Bahkan, di depan masyarakat Tinanggea, Asrun meminta masyarakat menilai kinerjanya dan kinerja Hugua, ketika mereka menjadi wali kota dan bupati di daerahnya masing-masing.

“Bandingkan ketika saya jadi wali kota. Hugua ketika menjadi Bupati Wakatobi. Apakah berhasil atau tidak. Jadi pemimpin itu harus sehat dan pilih pakai akak sehat, pemimpin itu harus berprestasi, dan harus bersih dari korupsi,” tandasnya. (B)

 


Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini