OPINI – Games digunakan untuk mengisi waktu luang, baik dilakukan oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Telah hadir beberapa games yang sangat digrandungi masyarakat, antara lain pokemon, angry bird dan beberapa games yang dihadirkan untuk membuat pemain merasa rileks sejenak ataupun merasa tertantang untuk melakukannya. Namun akhir-akhir ini terdapat games yang digandrungi oleh masyarakat, Skip Challage. Permainan ini dilakukan dengan cara menekan dada seseorang sekuat ataupun sekeras mungkin selama beberapa waktu hingga kejang ataupun pingsan, hal ini terjadi karena berhentinya sesaat asupan oksigen ke otak. Ketika asupan oksigen ke otak berhneti makan akan berpengaruh pada sel-sel yang terdapat didalam tubuh. Dan akan sangat berbahaya jika sel otak dan sel tubuh lainnya tidak bisa diperbaiki ataupun memperbaiki dirinya karena terjadi kerusakan bahkan permainan ini berujung maut.
Permainan ini menjadi viral, dengan bantuan media social hanya dengan hitugan detik langusng mewabah dikalangan masyarakat. Bukan hanya dengan permainan ini saja, namun ada beberapa permainan yang juga berbahaya seperti cinnamon challenge (menghirup satu sendok bubuk kayu manis), choking games (dicekik beberapa saat), salt and ice challenge dan beberapa permainan yang dapat mendatangkan kematian. Dilansir dari republika.co.id, seorang psikolog Inggris Emma Citron mengemukakan bahwa permainan skip challenge merupakan permainan untuk menjajal keberanian. Orang yang bermain merasa tertantang untuk mencobanya karena didorong rasa ingin tahu yang begitu besar. Sehingga ada unsur kompetitif yang mendorong mereka untuk melakukan permainan ini.
Kreativitas VS Kebodohan
Hasil kreativitas seseorang ataupun sekelompok orang harus mendapatkan apresiasi jika dapat membantu, mengembangkan, dan menyelesaikan permasalahan yang timbul. Namun jika hasilnya dapat menimbulkan masalah yang baru bahkan berujung pada kematian maka perlu untuk meluruskan.
Pada dasarnya manusia mempunyai perasaan untuk mempertahankan diri dari orang lain, walaupun terkadang setiap orang memiliki takaran yang berbeda. Ketika diberi tantangan untuk melakukan sesuatu maka langsung disambut untuk mendapatkan pengakuan, karena hobi dengan berbagai macam tantangan. inilah salah satu contoh dalam menyalurkan naluri mempertahankan diri. Namun tidak mengetahui resiko yang harus diambil bahkan sampai pada takaran yang mematikan, seperti permainan Skip Challage. Dalam Islam menyalurkan naluri mempertahankan diri ada aturannya dan tidak membahayakan diri dan orang lain “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain” (H.R. Ibnu Majah).
Jika melihat fakta dilapangan kebanyakan dari penggemar permainan ini adalah para remaja, namun miskin pengetahuan tentang resiko yang ditumbulkan. Hanya karena ingin dikatakan “kekinian” sehingga melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Kemudian di upload di media social dan merasa puas dengan hal itu.
Kreativitas Dalam Balutan Keimanan
Pemahaman seorang individu tergantung dari cara dia melihat fakta di lapangan, panca indra yang dimanfaatkan untuk lebih memahami objek, kemudian dimasukkan dalam otak dan terjadi proses pengenalan objek, setelah itu mengkaitkan dengan informasi sebelumnya, sehingga mampu mencerna nama objek atau aktvitas objek yang sedang dilakukan. Hal ini merupakan alur proses berfikir yang akan mengantarkan pada tingka laku manusia, bahkan mengikuti alur permainan skip challage.
Selayaknya seorang muslim mampu melihat aktivitas mana yang dapat mendzolimi diri mereka sendiri, seperti Skip Challenge maka selayaknya tidak dilakukan. Manusia menginginkan hidup dalam berkah dan kematian dalam khusnul khatimah. Maka sangat disayangkan jika kematian dan kerusakan organ sel terjadi disebabkan oleh permainan ini.
Seorang muslim sejati sudah selayaknya menjadikan aqidah Islam sebagai standar berpikir, apakah ini boleh dan tidak boleh, apalagi permainan ini justru merusak tubuh manusia. Dan akan memfilter kegiatan apa saja yang sesuai dengan tuntunan syara’. Karana tidak layak seorang muslim menyianyiakan waktunya dengan aktivitas yang dapat membahayakan nyawa dan tidak mendatangkan pahala seperti skip challenge.
Selain itu, system pendidikan Islami yang dapat mengantarkan pada pola pikir dan pola sikap yang Islami, sehingga tercipta generasi yang memiliki kepribadian Islam, mampu memilah dan memilih sesuai dengan standar hukum syara’. Terciptanya Insan mulia dan mampu memberikan pengaruh yang baik kepada masyarakat. Mampu memberikan solusi terhadap permasalahan umat dengan Islam sebagai patokan. Wallahu a’lam ***
Oleh : Fitriani, ST., M.Si
Penulis adalah seorang Tenaga Pengajar