ZONASULTRA.COM, RAHA – Program Mai te Wuna atau dikenal datang ke Muna yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini mulai mewabah seluruh pelosok desa.
Hampir semua desa memiliki program pembangunan menggenjot sektor wisata, baik itu wisata puncak yang menampilkan panorama alam, wisata bahari menyuguhkan indahnya pasir putih dan wisata air terjun yang diklaim sebagai surga tersembunyi.
Kini beberapa desa mulai menggenjot sektor wisata agro. Salah satunya Desa Matombura, Kecamatan Bone yang bakal menyulap lahan seluas 150 hektar menjadi wisata agro dengan memanfaatkan tanaman jagung sebagai komoditi.
Kepala Desa Matombura Alias mengatakan, program ini tak lain untuk suksesi program Mai te Wuna guna menggenjot sektor wisata dengan menyandingkan komoditi unggulan daerah dengan pariwisata.
“Di Muna kalau bicara puncak, laut dan air terjun itu sudah biasa. Makanya ide wisata agro ini kita cetuskan menggembangkan komoditi jagung dan pariwisata,” terang Alias, Senin (25/2/2019).
(Baca Juga : Mai Te Wuna Ajang Jual Potensi Ekonomi Kreatif Muna)
Kata Alias, pencanangan wisata agro ini diporsikan melalui dana desa (DD) dengan tahap awal Rp800 juta. “Anggaran kita ploting Rp 800 juta. Itu untuk pembukaan lahan dan pengadaan sapi,” katanya.
Kades yang sudah menjabat selama 18 tahun ini mengaku program dana desa yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp1,2 miliar, difokuskan program pembukaan kebun kolektif 150 hektar dan pemberdayaan.
“Nanti di lahan seluas 150 hektar itu kita akan tanam jagung kuning untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. Jadi anggaranya itu diperuntukkan bangun pagar, pengadaan tangki, hingga peralatan lain dalam menunjang keberhasilan menanam jagung kuning itu,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, program tersebut juga akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Untuk sektor pemberdayaan, pihaknya memporsikan pengadaan sapi bagi masyarakat setempat.
Ia juga mengestimasi soal kebutuhan pasar akan komoditi jagung. Jika pihaknya mampu memproduksi jagung dalam jumlah besar, maka pihak perusahaan tak akan menolak.
“Saya target 450 ton sekali panen. Ditambah dengan kebun masyarakat kalau bisa menghasilkan 3 ton per orang maka perusahaan pasti siap kerjasama,” katanya.
Di lahan tersebut itu juga terdapat gua. Rencana kedepan akan dilakukan pembenahan untuk dijadikan objek wisata karena gua ini agak unik. Di permukaan gua hanya ukuran 1×1 meter dengan luas mencapai 30×40 meter. (b)