ZONASULTRA.ID, KENDARI – Sulawesi Tenggara (Sultra) gagal mencapai target investasi 2022 yang diberikan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal sebesar Rp34,73 triliun.
Kepala DPM-PTSP Sultra diwakili Kabid Pengendalian Modal dan Informasi, Rasiun, mengatakan, realisasi investasi selama 2022 hanya tercatat sebesar Rp20,19 dari target yang diberikan itu. Penyebab utamanya karena pelaku usaha tidak melaporkan nilai investasinya.
“Kemungkinan juga adanya gejolak di Eropa sehingga berpengaruh terhadap perusahaan asing di Sultra,” ucapnya di Kendari pada Selasa (28/2/2023).
Capaian tersebut terdiri dari realisasi investasi 2022 pada triwulan I Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp7,51 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp577 miliar dengan total Rp8,09 triliun.
Di triwulan II, PMA sebesar Rp733 miliar dan PMDN sebesar Rp1,81 triliun dengan total Rp2,54 triliun. Selanjutnya, triwulan III PMA sebesar Rp1,8 triliun dan PMDN sebesar Rp2,09 triliun, total Rp3,92 triliun.
Serta triwulan IV mengalami kenaikan, di antaranya PMA sebesar Rp2,51 triliun dan PMDN sebesar 3,13 triliun dengan totalnya Rp5,63 triliun. Total rincian per triwulan tersebut yaitu PMA Rp12,60 triliun dan PMDN sebesar Rp7,59 triliun sehingga realisasi investasi Sultra di 2022 sebesar Rp20,19 triliun.
Hasil tersebut didapatkan dari 72 perusahaan yang melakukan PMA tahun 2022 dengan 230 proyek serta 401 perusahaan yang melakukan PMDN tahun 2022 dengan 1.533 proyek di Sultra.
Rasiun juga menyebut ada tiga kabupaten kota di Sultra yang menjadi penyumbang investasi terbesar, yakni Kabupaten Konawe sebesar Rp11,05 triliun, Kabupaten Bombana Rp3,10 triliun, dan Kabupaten Kolaka Rp2,11 triliun.
Perusahaan PMA penyumbang investasi terbesar yaitu Obsidian Stainless Steel Rp6,6 triliun, Sulawesi Cahaya Mineral Rp1,4 triliun dan Ascendent Land Logistic Rp1,3 triliun.
Sedangkan perusahaan PMDN dengan penyumbang investasi terbesar yaitu Prima Alam Gemilang Rp1,6 triliun, Bukti Makmur Resources Rp1,0 triliun, dan Ceria Metalindo Prima Rp735 miliar. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati