Tak Punya Ruangan, Kasek SDN Wawolesea Berkantor di WC

Tak Punya Ruangan, Kasek SDN Wawolesea Berkantor di WC
SDN WAWOLESEA- SDN Negeri wawolsea yang terletak di jalan poros Kecmatan Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara (Konut) nampak terlihat bagus dari segi bangunan, akan tetapi siapa sangka sejak tahun 1982 sekolah tersebut didirikan dan sudah mengalami rehabilitasi bangunan belum mempunyai ruang kantor kepala sekolah. (JEFRI/ZONASULTRA.COM)
Tak Punya Ruangan, Kasek SDN Wawolesea Berkantor di WC
SDN WAWOLESEA– SDN Negeri wawolsea yang terletak di jalan poros Kecmatan Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara (Konut) nampak terlihat bagus dari segi bangunan, akan tetapi siapa sangka sejak tahun 1982 sekolah tersebut didirikan dan sudah mengalami rehabilitasi bangunan belum mempunyai ruang kantor kepala sekolah. (JEFRI/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Sekolah Dasar (SD) Negeri Wawolesea, Kecamatan Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara, butuh perhatian serius dari Pemda setempat. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1982 itu kini kekurangan ruangan. Bahkan kepala sekolah terpaksa menempati ruangan WC untuk berkantor, lantaran tak memiliki ruangan lagi.

Kepala SDN Wawolesea, Saran mengatakan, sekolah yang dipimpinnya sejak 3 tahun lalu itu masih mengalami banyak kekurangan, mualai dari segi infrastruktur bangunan hingga fasilitas sekolah.

Pihaknya sudah beberapa kali megajukan permohonan bantuan mulai dari pembangunan ruang perpustakaan, ruang kantor guru dan kepala sekolah serta pegadaan Komputer di Pemkab Konut. Namun hal itu tak kunjung ada raealisasi.

“Saya sudah dua kali mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah untuk ruang perpustakaan, tapi sampai hari ini tidak ada relaisasinya, sama dengan ruang kantor guru dengan kepala sekolah tidak ada juga diberikan bantuan. Akhirnya saya gunakan saja ini WC sekolah sebagai ruangan kerjaku,” kata Sarpan, Kasek SDN Negeri Wawolesea, Kamis (18/2/2016).

Dikatakan Sarpan, sekolahnya diikutkan oleh Pemda setempat untuk pengadaan komputer karena sudah memenuhi syarat karena sudah dialiri listrik. Ia pun mengaku sudah mengisi format untuk mendapatkan bantuan tersebut, akan tetapi sampai saat ini pengadaan tersebut tak kunjung ada.

Sarpan berencana membangun sejumlah ruangan yang masih kurang melalui dana biaya operasional sekolah (BOS). Namun dana tersebut tidak mencukupi untuk merealisasikan kegiatan yang dimaksud dikarenakan bantuan dana hanya berjumlah Rp.12 juta saja.

Saat ini jumlah siswa di sekolah tersebut hanya 62 orang siswa saja.

Pihak sekolah mengarapkan kepada pemerintah di 2016 ini agar lebih memperhatikan sekolah-sekolah yang masih sangat kekurangan dan membutuhkan bantuan demi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

 

Penulis : Jeferi
Editor  : Rustam