Tak Terurus, Jalan Trans Sulawesi Makin Mengkhawatirkan

Tak Terurus, Jalan Trans Sulawesi Makin Mengkhawatirkan
JALAN RUSAK - Kondisi terkini jalan trans Sulawesi yang terletak di Kelurahan Rawua, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe. (Fadli Aksar/ZONASULTRA)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Sejak amblas lima bulan lalu, jalan trans Sulawesi yang terletak di Kelurahan Rawua, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe makin mengkhawatirkan. Jalur utama yang menghubungkan Sulawesi Tenggara (Sultra) Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Sulawesi Tengah (Sulteng) ini makin parah sehingga membuat arus lalu lintas di jalan itu menjadi macet.

Dari pantauan awak Zonasultra, Sabtu (9/3/2019), jalan tersebut makin diperparah dengan bocornya pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga air yang keluar dari saluran pipa merembes ke jalan. Upaya petugas memperbaiki pipa dengan membuat galian di tepian jalan itu, justru nyaris membuat jalan tak bisa dilalui kendaraan.

Tanah galian yang bercampur air membuat jalan menjadi licin dan berlumpur. Akibatnya, ribuan kendaraan yang melintas baik yang akan memasuki Kota Kendari atau keluar dari Kota Lulo, harus rela mengantri dan mengurangi kecepatan dengan mengikuti arahan polisi lalu lintas yang tak kalah sabarnya mengatur kendaraan yang lewat.

Pasalnya di lokasi itu, hanya satu kendaraan roda empat berukuran minibus yang bisa melintasi jalan yang amblas karena gerusan sungai Konaweeha tersebut. Kadang kala, pengendara mobil memaksakan masuk melewati arah yang berlawanan, jika pengemudi tak khawatir terjatuh. Dampaknya, kemacetan parah sepanjang kurang lebih 2 kilometer tak bisa terhindarkan.

Beberapa kendaraan roda dua yang takut terjatuh, sesekali turun dari motornya dan memilih berjalan kaki sambil mendorong kendaraannya. Bahkan, karena tak hati-hati, ada pula pengendara yang terjatuh hingga terpelanting di atas aspal yang memerah itu. Kira-kira lebar badan jalan yang bisa dilalui kendaraan hanya sekitar 2 meter.

Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian terpadu (SPKT) Polsek Sampara, Bripka Rahmat menjelaskan, sejak pipa PDAM itu bocor pada Jumat (8/3/2019) kemarin, pihaknya mulai turun ke jalan untuk mengatur arus kendaraaan agar lancar.

“Kami hanya mengatur kendaraan, sudah dua hari ini kami lakukan. Kita mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukkan kendaraan, mengarahkan juga supaya pengandara tidak berjalan dekat tanah yang longsor,” ujar Bripka Rahmat.

Desember 2018 lalu, pihak pemerintah hanya memasang pagar seng di pinggir jalan tersebut. Selain itu juga, polisi memasang garis police line. Namun, kini pagar tersebut mulai berjatuhan seiring dengan terus amblasnya tanah di sana.

Selain menghubungkan 2 provinsi, jalan tersebut juga menghuhungkan 6 kabupaten dan kota di Sultra. Jalan ini dianggap vital, sebab menjadi jalur utama untuk memasok barang-barang komoditi di pasar, dan sebagian barang kebutuhan masyarakat d Bumi Anoa dari Makassar melalui pelabuhan Bajoe-Kolaka.

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor : Kiki

1 KOMENTAR

  1. Ada 2 cara agar jalan itu baik kembali
    1 dengan cara membenamkan tiang pancang di pingiran sungai dan membuatkan lubang drainase menurut saya di bawah jalan itu ada sumber air bawah tanah dan menyebabkan tanah tidak stabil
    2 memotong lurus jalan atau membuat jalan baru otomatis dana yang di perlukan tidak sedikit
    Tolong dinas yang bersangkutan di kaji dulu di area bersangkutan apabila di biarkan akan terus seperti itu
    Menurut saya cara 1 lebih bagus

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini