Tanpa Alasan Jelas, Kades Rante Limbong Pecat Guru Ngaji di Kolut

Sahria
Sahria

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sahria (48), guru ngaji di Kades Rante Limbong Desa Rante Limbong, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) dipecat secara sepihak oleh Kepala Desanya (Kades), Amsal.

Sahria
Sahria

Padahal, wanita paruh baya ini sudah 13 tahun mengabdikan dirinya mengajari anak-anak di desa itu agar bisa membaca Al Quran.

“Saya mengajar mengaji sejak tahun 2004. Tiba-tiba kepala desa yang baru, kasi saya surat pemberhentian tanpa ada keterangan jelas,” ungkap Sahria, Sabtu (19/8/2017) kemarin.

Selain itu, Kades Amsal juga memecat sejumlah guru ngaji lainnya yang membantu Sahria. Pemecatan itu mereka terima sejak tanggal 1 Agustus lalu.

Kata Sahria, sebelumnya, dia memiliki 10 orang murid. Namun sejak adanya surat pemecatan itu, para orang tua di desa itu melarang anaknya untuk diajari mengaji oleh Sahria. Proses pengajian Al Quran kini dilakukan di rumah para murid masing-masing.

“Kami tidak mengerti apa alasan pemecatan itu. Soalnya tak ada surat pemberitahuan ataupun peringatan. Begitu juga pendapat para tokoh desa,” ujar Sahria.

Pemecatan Sahria oleh Amsal itu tentu saja menimbulkan reaksi warga desa. Sejumlah warga bahkan menilai, pemecatan itu merupakan bentuk arogansi Kades yang baru memimpin desa itu.

Padahal, mereka berharap, apapun masalah yang ditimbulkan oleh para guru ngaji itu, sebagai pemimpin, Amsal seharusnya dapat menyikapinya dengan arif dan bisajkasana.

Uci, salah seorang warda desa Rante Limbong sangat menyayangkan pemecatan para guru mengaji yang dilakukan Amsal itu. Kata dia, ulah arogan itu kini menjadi buah bibir masyarakat.

“Tindakan Kades ini tidak manusiawi. Padahal, hanya gara-gara beda pilihan waktu pemilihan kepala desa. Pemecatan para guru ngaji ini tidak pernah juga dimusyawarahkan, kasian anak didiknya,” terangnya.

Sementara itu, Asmal di hubungi melalui telepon selulernya mengatakan, pemecatan itu dilakukan kerena ia telah mengangkat guru ngaji baru yang siap menampung santri dalam jumlah banyak.

“Benar saya berhentikan secara hormat melalui surat karena santrinya sudah berkurang. Jadi dengan alasan itu, saya ganti,” ujar Asmal

Selain itu, Asmal juga beralasan, kalau pemberhentian sejumlah guru ngaji lainnya karena anggaran anggarannya terbatas.

“Lagi pula, dia (Hasria,red) sudah jarang di rumah, jadi lebih baik diganti,” tandasnya. (B)

 

Repoter: Rusman Edogawa
Editor: Abdul Saban