ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI-Sekolah Menengah Atas Negeri 2 (SMANDU) Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, menarget juara 1 tingkat provinsi pada lomba perpustakaan sederajat antar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sekolah yang dipimpin oleh Hasanudin itu pernah menjadi juara 2 pada event sebelumnya di tahun 2019. Selain menarget juara 1, SMANDU Wangi-wangi juga menarget akan mewakili Provinsi di tingkat nasional agar menjadi perpustakaan percontohan di Sultra.
Kepala sekolah (Kepsek) SMANDU Wangiwangi, Hasanuddin melalui kepala perpustakaan Asnuru mengungkapkan, dalam mengikuti penilaian akreditasi perpustakaan SMANDU Wangiwangi sangat antusias melakukan pembenahan. Langkah yang dilakukan itu, sangat dipengaruhi oleh cara pandang kepsek yang sangat mendukung kegiatan, sehingga dapat dengan mudah bisa menerjemahkan apa yang menjadi kebutuhan prioritas perpustakaan sekolah
“Kami juga pernah juara 2 lomba perpustakaan tingkat provinsi di tahun 2019. Tentu kami target juara 1 untuk mewakili Provinsi ditingkat nasional, sehingga kami bisa menjadi percontohan perpustakaan-perpustakaan sekolah di Kabupaten Wakatobi, bila perlu di Sultra,” ungkapnya saat ditemui di SMANDU Wangiwangi, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Selasa (30/3/2021).
Adapun pembenahan yang dilakukan pihak sekolah antara lain adalah penambahan personel tenaga perpustakaan, kursi baca, dan meja referensi. Dijelaskan Sanuri, pihak sekolah juga berupaya untuk melakukan pembenahan di area sekitar perpustakaan sekolah. Karena menurutnya, perpustakaan itu bukan hanya untuk membaca saja, namun berfungsi juga untuk rekreasi sekaligus pusat informasi dan pusat kegiatan belajar.
“Ada pojok-pojok baca, sehingga kami akan membuat taman yang bisa berefek pada suasana berfikir siswa yang tidak monoton pada kondisi buku semata,” ujarnya.
Sebagai pusat belajar, kata dia, perpustakaan bekerjasama dengan guru bidang studi untuk berkolaborasi melakukan pembelajaran pada siswa, yang dibawa guru bidang studi ke area perpustakaan. Tentunya memberikan referensi buku yang tersedia, serta audio visual edukasi yang disediakan oleh sekolah diantara ruangan perpustakaan dan ruangan kepala sekolah.
“Sementara untuk ketersediaan bahan baca untuk buku paket pembelajaran sudah cukup tersedia, ditunjang dengan buku-buku referensi. Kami juga intens berkoordinasi dengan perpustakaan daerah untuk kerjasama dibantu untuk pengkatalogan buku, menyusul minat baca dari tahun ke tahun yang semakin meningkat,” terangnya
Salah seorang pelajar kelas XII Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) I Sufiati, buku di perpustakaannya sudah sangat lengkap, bahkan sangat mudah mencari buku karena sudah tersusun dengan rapi. “Setiap hari saya berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku yang akan dipelajari pada hari itu juga,” tutupnya. (a)