ZONASULTRA.COM, KENDARI– Pihak kepolisian baru bisa melakukan pengamanan terhadap para pelaku unjuk rasa yang menyebabkan kerusuhan di wilayah Kecamatan Wuawua Kota Kendari setelah terjadi penganiyaan terhadap pengguna jalan, pengrusakan fasilitas umum dan sejumlah toko di sepanjang Jalan MT Haryono.
Diwaktu yang sama saat kerusuhan berlangsung Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama jajaran pejabat utama (PJU) tengah merayakan Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-65 di lapangan apel Mapolda, Kamis (17/9/2020) pagi.
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan mengakui tidak tampak aparat kepolisian di lokasi demo. Tetapi, ia mengklaim pihaknya saat itu tengah melakukan negosiasi dengan Perwakilan demonstran.
Polisi sendiri diwakili oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kendari AKBP Didik Erfianto. Negosiasi berlangsung selama dua jam. Belakangan polisi menyebut ratusan orang itu menggelar demo tanpa mengantongi surat tanda terima pemberitahuan (STTP).
“Mereka demo dari pagi, sudah dilakukan negosiasi oleh Kapolres Kendari AKBP Didik Erfianto dari jam 1 sampai pukul 2. Tidak kelihatan memang personil kami jumlahnya yang mengamankan di lokasi. Jadi kebetulan yang digambarkan itu tidak kelihatan personil kami,” tutur Ferry Walintukan saat ditemui di Mapolda.
Ferry juga membenarkan massa baru dipukul mundur sekitar pukul 15.00 WITA dengan mengerahkan 2 pasukan satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 200 pengendali massa (Dalmas) dari Polda dan Polres Kendari.
Alih-alih datang mengamankan, dua orang aparat kepolisian menjadi korban lemparan pengunjuk rasa. Keduanya yakni Aiptu Untung dan Ridwan. Mereka mengalami luka parah di kepala hingga darah bercucuran. Dua polisi ini berasal dari Satuan Brigade Mobile (Brimob) Polda Sultra.
“Dua anggota kami terluka. Sementara kami amankan lima orang yang diduga sebagai provokator kericuhan. Diamankan di Polres Kendari, kalau terbukti kita proses, tapi kalau kenyataannya tidak kami akan lepas,” tukas dia.
Untuk diketahui, sekelompok massa membuat jalan protokol tak bisa dilalui kendaraan. Akibatnya, puluhan kendaraan terjebak macet di sejumlah jalan penghubung ke MT Haryono hingga berjam-jam akibat tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas dan mengamankan para demonstran.
Baca Juga : Polisi Sebut Tidak Ada Kerusuhan di Kendari
Salah seorang warga, JN menyatakan, saat hendak menuju ke tempat kerja, dirinya terjebak kemacetan akibat jalan yang diblokade massa pengunjuk rasa. Ia datang dari arah Baruga menuju Mandonga. Namun, ruas jalan yang sudah dipenuhi antrian kendaraan membuat dirinya mencari jalur alternatif.
Ia pun memutuskan untuk mengambil jalur simpang empat GMT Wuawua-Bank Sinar Mas. Tetapi kondisi serupa juga terjadi, jalan diblokade oleh massa, sehingga terjadi penumpukan kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
“Sampai tiga kali saya cari jalan, tapi begitu semua kondisinya. Dua jam lebih saya berputar-putar, baru bisa lolos, saya sampai marah, polisi ada saya lihat, hanya tiga orang tapi tidak mengalihkan jalur atau menertibkan demo,” jelas JN saat ditemui di Kendari, Kamis (17/9/2020).
Sementara itu, sopir mobil daring AG (32) mengatakan, akibat aksi anarkis ini ia tak bisa mengantar penumpangnya. Sebab, jalan protokol diblokade oleh ratusan orang tersebut dengan ban bekas yang telah dibakar.
“Saya tidak bisa lewat, macet parah, sejak pagi saya berputar-putar saja. Kita juga takut mendekat karena diinformasikan mereka pukuli siapa saja yang mendekat,” katanya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp. (b)
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Ilham Surahmin