Tentukan Arah Penyaluran Dana CSR, PT VDNI Gandeng UHO

Tentukan Arah Penyaluran Dana CSR, PT VDNI Gandeng UHO
VDNI - Guna menentukan arah penyaluran dana Corporate Social Responbility (CSR) pada tahun 2019, PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) menggandeng Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. (Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guna menentukan arah penyaluran dana Corporate Social Responbility (CSR) pada tahun 2019, PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) menggandeng Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Keterlibatan UHO dalam penentuan arah dana CSR tersebut, dijelaskan General Manager (GM) PT VDNI Rudi Rusmadi karena pihaknya ingin agar dana CSR perusahaan yang dikeluarkan setiap tahun atau mulai tahun 2019 dapat terarah dengan baik dan sesuai peruntukkannya.

“Kami akui, selama ini masih kekurangan kita asal saja menyalurkan dan tidak beraturan, makanya dengan adanya pihak UHO kami berharap ini bisa direncanakan dengan baik,” kata Rudi, di salah satu hotel di Kendari, Rabu (5/12/2018).

Kemudian, dengan ada kesepakatan bersama UHO, Rudi berharap agar penyaluran dana CSR dapat berkesinambungan mulai dari lingkup sekitaran pabrik, luar pabrik hingga ke lingkup Kabupaten Konawe itu sendiri.

Selain itu, program yang dikeluarkan nantinya dapat berjalan maksimal sesuai dengan perencanaan dan hasil penelitian dari pihak UHO.

Salah satu kendala yang ditemui PT VDNI soal penyaluran dana CSR beberapa tahun ini adalah tidak tersampaikannya dengan baik informasi program yang bakal dijalankan dari kecamatan ke desa hingga ke masyarakat.

“Jadinya biasanya deadlock di situ, dan dianggap bahwa tidak ada dana CSR. Untuk itu kita gandeng UHO karena kami peduli untuk tetap menumbuhkan dan menjaga ekonomi masyarakat setempat supaya tidak mati,” jelasnya.

Perihal berapa jumlah dana CSR yang telah disalurkan pihak perusahaan, Rudi menjelaskan belum melakukan perhitungan secara real berapa dana yang sudah disalurkan selama ini kepada masyarakat sekitar pabrik. Akan tetapi data itu akan segera dirilis dalam waktu dekat ini.

“Belum saya hitung semua, jadi harus dihitung selama tahun ini berapa baru kita dapat total,” tukasnya.

Wakil Direktur II Pascasarjana UHO La Ode Safuan yang menjadi pembicara dalam acara rapat bersama PT VDNI menjelaskan berdasarkan hasil penelitian, banyak aspek yang bisa menjadi alternatif penyaluran dana CSR bagi masyarakat sekitar pabrik yakni Kecamatan Morosi, Bondoala, dan Kapoiala.

Sektor pertanian dan budidaya tambak ikan menjadi pilihannya. Sebab sektor ini dulunya menjadi mata pencaharian sebagian besar warga di daerah tersebut dan merupakan penopang ekonomi mereka sehari-hari.

Namun, dengan kehadiran pabrik PT VDNI sejumlah lahan pertanian pun menjadi berkurang. Selain itu banyak terjadi perubahan paradigma di masyarakat, jika dengan hadirnya pabrik mereka dapat beralih dari petani menjadi pekerja/buruh pabrik.

Begitu pula dengan penambak ikan banyak yang mengaku jika produksi tambak ikannya berkurang atau menurun sejak adanya pabrik PT VDNI. Penyebabnya adalah limbah pabrik yang mempengaruhi kualitas air.

“Kalau aspek lingkungan sudah ada dokumen AMDAL, semua dampak negatif ataupun positif sudah diatur di dalam dokumen itu begitupun solusinya jika terjadi permasalah, kemudian ada juga dokumen rencana pemantuan yang bisa dilakukan monitoring dan evaluasi,” ungkap Dosen S-1 Fakulitas Pertanian UHO tersebut.

Yang menjadi titik permasalahan sebenarnya adalah penurunan produksi ikan tambak dan pertanian bukan karena semata-mata akibat dampak isu lingkungan selama ini, karena juga banyak dari masyarakat sudah tidak mau lagi bekerja di sektor itu dan lebih memilih menjadi buruh di pabrik PT VDNI.

Padahal untuk tetap fokus bekerja di dua sektor tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap perekonomian. Sebab perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membeli produk dari masyarakat sekitar untuk konsumsi pekerja di perusahaan.

“Bayangkan kalau mereka tetap fokus menambak ikan dan bertani, hasilnya akan dibeli perusahaan dan itu harus sebagai bagian tanggung jawab sosial perusahaan,” katanya.

Belum lagi, perusahaan akan mengeluarkan dana CSR khusus untuk meningkatkan produksi pertanian dan tambak ikan tersebut. Ini dapat menjadi peluang untuk bisa tetap eksis di bidang pertanian dan perikanan meski pabrik beroperasi.

“Intinya menjaga dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar merupakan tanggung jawab perusahaan, jadi tidak baguslah masyarakat harus berbondong-bondong untuk bekerja di pabrik, padahal peluang untuk mendapatkan hasil lebih melalui sektor tersebut sangat besar,” pungkasnya.

Sehingga ia mengatakan banyak sektor yang dapat menjadi pilihan dari perusahaan untuk menyalurkan dana CSR-nya selain pertanian dan perikanan tadi. Penting pula untuk infrastruktur, fasilitas kesehatan dan pendidikan harus menjadi perhatian perusahaan. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati