ZONASULTRA.COM, KENDARI – Majelis Ulama Islam (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengecam peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu pagi.
Sekretaris Umum MUI Sultra, Supriyanto mengatakan bahwa teror bom bunuh diri yang terjadi depan Gereja Katedral Kota Makassar, Sulsel pada Minggu (28/3/2021) pukul 10.13 WITA, telah merusak sendi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang aman, damai dan rukun.
” Kami mengutuk keras pelaku tindakan teror bom bunuh diri Makassar, dan menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan keji dan sesat karena selain menimbulkan kemudharatan juga bertentangan dengan ajaran agama yang dianut,” ungkap Supriyanto dalam pernyataan sikap MUI Sultra, Senin (29/3/2021).
Menurut dia, aksi teror bom bunuh diri yang sungguh biadab tersebut jelas-jelas tidak terkait dengan agama atau etnik tertentu, namun untuk menciptakan rasa ketakutan di masyarakat agar muncul sikap saling curiga mencurigai antar kelompok masyarakat satu sama lainnya.
Atas teror bom itu, MUI Sultra mengajak semua elemen masyarakat untuk semakin memperkuat persatuan dan kesatuan dan tidak terpancing provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
Supriyanto juga meminta dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan dan penegak hukum untuk mengejar dan menindak secara tegas hingga ke akar-akarnya oknum atau kelompok pelaku teror bom bunuh diri karena dinilai telah mengancam dan merusak kemanusiaan
” MUI Sultra Meminta kepada masyarakat untuk tetap mengedepankan sikap tabayyun atau kroscek, tidak menyebarkan konten foto dan video yang justru dapat menimbulkan kesalahan penafsiran terhadap fakta yang sebenarnya. Minta masyarakat untuk menghindarkan sikap saling curiga guna menjaga kesatuan dan kedamaian masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya dan Indonesia umumnya,” kata Supriyanto.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan aksi teror yang dilakukan oleh oknum dan provokator dengan tujuan untuk merusak sendi-sendi keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia. MUI meyakini bahwa pelaku teror tersebut dipastikan memiliki keyakinan agama yang sesat dan menyesatkan
” Meminta umat beragama di Sulawesi Tenggara agar tetap tenang menjalankan ibadah dan memperkuat sikap saling bahu membahu untuk saling menguatkan sikap toleransi untuk kehidupan yang rukun dan damai,” tukas Supriyanto.
Editor : Kiki