Tingkatkan Kompetensi, 6 Guru SMKN 3 Kendari Jalani TLC

Tingkatkan Kompetensi, 6 Guru SMKN 3 Kendari Jalani TLC
Proses pembelajaran dalam mengimplementasikan ilmu dari program Teachers Learning Centre (TLC) di SMKN 3 Kendari.(Ismu/Zonasultra.id)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Sebanyak 6 orang guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjalani Teachers Learning Centre (TLC) di Kendari pada Senin (11/12/2023).

Pelaksanaan TLC merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation (PSF) dengan Pemprov Sultra yang selaras dengan fokus utama Dikbud Sultra untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pendidik agar nantinya mampu berinovasi sesuai dengan perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan.

Kepala SMKN 3 Kendari Muhammad Kasman Said mengatakan, 6 guru di sekolahnya yang mengikuti TLC tersebut terdiri dari 2 guru Master Tracher (MT) dan 4 orang guru yang masih menjadi peserta dan belum sampai pada tingkatan MT.

“Ini sangat bagus. Kami sangat berharap ini kalau bisa diperpanjang lagi. Karena kemarin ini baru sedikit sekali yang ikut. Kami harap ini berkelanjutan,” ungkapnya.

Kasman mengaku bahwa 2 MT dan 4 guru yang mengikuti TLC itu memiliki dedikasi yang tinggi serta kemampuan dalam menerapkan ilmu yang didapat dari TLC sangat sinergi dengan program lain, khususnya implementasi kurikulum merdeka sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi sekolah.

Sementara itu, salah seorang guru SMKN 3 Kendari yang saat ini telah menjadi MT, Tati mengatakan bahwa pengalaman luar biasa diperoleh sejak terlibat dalam pelatihan TLC pada 2021 lalu. Kata dia, ada beberapa tahap seleksi yang dilalui untuk bisa mengikuti program tersebut.

“Saya merasa sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan ini. Apa yang diajarkan di TLC sangat nyambung dengan tugas kita sebagai guru, dalam artian teknik-teknik, model-model, metode pembelajaran, semua diajarkan di sana,” tuturnya.

Kata dia, dengan mengikuti TLC ia menjadi tahu bahwa sangat banyak yang bisa digunakan dalam pembelajaran untuk membuat suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan.

Menurutnya, tolok ukur berhasil mengajar di kelas adalah ketika peserta didik merasa senang dan menikmati pelajaran. Pasalnya, untuk pengetahuan umum bisa diakses kapanpun dan di manapun dengan internet.

“Tapi kehadiran guru yang mengajar dengan metode yang bervariasi sangat bermanfaat dan berarti bagi anak-anak. Sehingga saya di kelas itu mengusahakan agar tidak ada anak yang terabaikan,” tambahnya.

Untuk diketahui, melalui program-program unggulannya yang berada di bawah naungan School Development Outreach (SDO), PSF telah menjangkau lebih dari 50 ribu guru, 120 sekolah di 27 provinsi termasuk area 3T, dan lebih dari 400 ribu siswa. (B)

Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini