ZONASULTRA.COM, BATAUGA – Berseragam loreng, para pria itu terlihat mengucek campuran pasir, semen, dan air. Di sampingnya terlihat sorang pria dengan dengan pakaian yang sama tengah merangkai tiang, yang terdiri dari empat batang besi.
Begitulah sekiranya gambaran anggota Tentara Republik Indonesia (TNI) membangun Masjid di Kelurahan Masari, Kecamatan Batauga, Buton Selatan (Busel).
Pembangunan Masjid dua lantai ini merupakan satu dari beberapa program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 14/13 Buton tahun 2019. Rutinitas tahunan ini sudah dilakukan 106 kali dengan berpindah-pindah daerah pada zona tugas Kodim 14/13 Buton. Dan untuk Tahun ini dilakukan di Busel.
Kegiatan para tentara itu dibantu oleh masyarakat. Ada ratusan warga setempat yang dibagi dalam 4 kelompok dengan jumlah regu masing-masing 27 orang untuk membantu personel tentara.
Tiap hari masing-masing regu warga bergantian membantu TNI. Tentara sendiri yang mengerjakan rumah ibadah itu berjumlah 40 personel. Bergotong royong mereka mendirikan Masjid.
Bangunan masjid itu sendiri seluas 80 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, dengan tambahan dua toilet dan dua tempat wudu. Luas lahannya sendiri 180 meter persegi.
Rumah ibadah bagi ummat Islam itu harus rampung hingga 26 Oktobet. Atau lima hari sebelum TMMD TMMD Kodim 14/13 Buton di Busel ditutup.
Sedianya ada 150 TNI yang diturunkan untuk membantu bangun desa di Busel. Hanya saja, karena ada beberapa pekerjaan pembangunan fasilitas umum yang ditarget rampung dalam satu bulan, makanya 150 personel itu dibagi dalam beberapa regu.
“Kita ada 150 personil TNI diturunkan dalam TMMD di Busel kali ini. Ada beberapa fasilitas yang akan dibangun, mulai dari Masjid, Balai Desa, juga jalan desa,” ujar Komandan Kodim 14/13 Buton, Letkol Inf Arif Kurniawan, Rabu (2/9/2019).
Arif menjelasakan, Kodim 14/13 Buton di Busel punya dua program. Yakni program fisik pembangunan tempat ibadah, balai pertemuan, dan jalan desa. Sementara program non fisiknya antara lain sosialisasi wawasan kebangsan dan penanganan pahan radikalisme Isis.
Bergotong dan Berbaur dengan Warga
Tidak tenaga saja yang disumbangkan warga pada TNI. Masyarakat juga menyumbangkan makanan untuk disantap di kala sarapan pagi dan makan siang.
Caranya, setiap suami yang hari itu regunya bertugas mengerjakan masjid wajib didampingi istri untuk menyiapkan santapan. Bahan makanan mentah di bawah dari rumah masing-masing, kemudian dihimpun, dimasak sehingga siap disajikan.
Suasana begitu cair kala TNI dan warga makan bersama. Terlihat hari itu seorang tentara menanyakan beberapa adat dan kebiasaan warga setempat. Warga menjawab, kadang-kadang diselingi dengan candaan.
Soal menyiapkan santapan tadi, TNI juga punya jatah makan dari komandannya. Tidak besar, Rp 30.000 saja per hari, namun jika digabungkan dengan jumlah 40 personel, makan mencapai Rp1.200.000. Inilah yang kemudian digunakan mama-mama membeli lauk.
Hal ini seperti dijelaskan La Ode Hamzah, selaku Ketua LPM Kelurahan Masiri kepada awak Zonasultra.com. Kala itu dia tengah membantu TNI untuk bangun masjid. Dia bersama tiga orang perangkat kelurahan lainya menjadi koordinator masyarakat, diwajibkan untuk datang diap hari membantu TNI.
“Jadi makan dibawa sama ibu-ibu. Mereka bawa bawa satu cupa beras per hari. Dan itu berlaku bagi setiap ibu-ibu yang suaminya bekerja hari itu,” lanjut dia,
“Tentara juga sama. Per hari itu 30 ribu dari tentara. Kalau 40 orang berarti Rp 1,2 juta. Itulah yang akan dipakai makan tiap hari,” jelas Hamzah, Rabu (2/9/2019).
Hamzah mengaku, dengan datangnya TNI di kampungnya, cukup membantu warga. Apa lagi memang Masjid sudah sejak lama didambakan. Bukan cuma masjid, lanjut dia, pembangunan balai dan jalan desa yang kini pengerjaannya dibantu tentara amat meringankan warga setempat.
Di Kelurahan Masiri sendiri, Masjid dan Balai Desa yang dalam tahap pembangunan itu dikerjakan warga memang tanpa imbalan. TNI sendiri datang tepat waktu, saat bangunan masjid dan balai pertemuan itu sedang dalam tahap pengerjaan.
Dari penjelasan Hamzah, masjid yang kini tengah dikerjakan biayanya dari swadaya masyarakat. Separuhnya juga dibantu oleh beberapa dermawan dari pemerintah Kabupaten Busel. Hanya nominalnya tidak dirincikan, dia hanya menyebut totak anggaran sekira Rp 800 juta.
“Jelas kami sangat terbantu dengan datangnya TNI ini. Sehingga dalam target tanggal 26 masjid ini sudah harus kelar menjadi semakin mungkin,” akunya.
Sebagai gambaran, saat ini pembangunan masjid itu sendiri sudah hampir rampung. Terlihat penyusunan batu untuk lantai dua bangunan telah kelar. Beberpa besi yang tadi dirakit oleh tentara akan digunakan untuk mengecor batas batu bata dengan rangka atas sebagai landasan langit-lagit dan atap bangunan nantinya. (b)
Penulis : M6
Editor : Kiki