Tradisi Air Suci Warnai HUT Pura Kembang Merta di Mubar

Tradisi Air Suci Warnai HUT Pura Kembang Merta di Mubar
PENJEMPUTAN - Umat Hindu saat melakukan prosesi adat penjemputan air suci dan mengarahkan ke dalam Pura Kembang Merta Desa Suka Damai, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat (Mubar), sebagai tanda bahwa pura tersebut telah suci atau steril, Minggu (13/10/2019). (Kasman/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, LAWORO – Masyarakat suku Bali khususnya umat Hindu yang berada di Kabupaten Muna Barat (Mubar) memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-36 berdirinya Pura Kembang Merta di Desa Suka Damai, Kecamatan Tiworo Tengah, Minggu (13/10/2019).

Prosesi adat umat Hindu ditandai dengan tradisi pengambilan air suci di mata air yang berada di Pura Taman Sari serta pembersihan sarana dan prasarana upacara seperti bendera, umbul-umbul, dan lainnya. Selanjutnya akan dibawa menuju Pura Kembang Merta.

Baca Juga : Bupati Buteng Puji Percepatan Pembangunan di Mubar

“Jadi setelah pengambilan air suci dari Pura Taman Sari, kemudian air suci tersebut dilakukan penjemputan tak jauh dari Pura Kembang Merta. Selanjutnya air suci dan sarana dan prasarana upacara yang sudah disucikan akan diarahkan menuju dalam pura dengan menyiapkan sesajian dan mengarakan keliling pura sebanyak tiga kali,” kata salah satu tokoh masyarakat Hindu Dharma, Ketut Putrayasa saat ditemui di seputaran Pura Kembang Merta.

Ketut sapaan akrabnya, menjelaskan berdirinya Pura Kembang Merta ini sejak tahun 1983, sebelum ada transmigrasi di Desa Suka Damai. Pura ini dibangun duluan oleh pemerintah Kabupaten Muna untuk masyarakat suku Bali yang mengikuti transmigrasi.

“Ada 6 titik yang memperingati HUT berdirinya pura ini, yakni di Desa Suka Damai, Desa Wapae, Desa Wulanga Jaya, Desa Sido Makmur, Desa Katangana dan Desa Abadi Jaya. Keenam pura ini secara bersamaan dibangun oleh pemerintah sebelum ada masyarakat transmigrasi,” tuturnya.

Tradisi Air Suci Warnai HUT Pura Kembang Merta di Mubar
Ketut Putrayasa (kiri baju batik) dan ketua Prada umat Hindu (kemeja biru).

Kata dia, puncak peringatan HUT berdirinya pura ini akan dilaksanakan pada malam sebentar. Tentunya, akan menampilkan beberapa tarian adat umat Hindu di antaranya rejang dewa, rejang renteng, tarian kolosal,dan tarian pendet.

Baca Juga : Rangkaian HUT ke-5 Mubar Dilaksanakan di Tiga Titik

“Jadi rejang dewa ini akan ditampilkan oleh anak perempuan yang belum pernah datang bulan (haid) atau anak SD. Kemudian, rejang renteng ini dibawakan oleh ibu-ibu. Sedangkan tari pendet ini tarian persembahan untuk para dewa,” jelasnya.

Saat ditanyai terkait motif pakaian adat yang dipakai pada perayaan HUT berdirinya pura Kembang Merta, Ketut menjelaskan bahwa pakaian putih-putih menandakan pemimpin upacara umat Hindu. Kemudian merah-merah itu pecalang dan prada. (B)

 


Kontributor : Kasman
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini