Ungkapan Sedih Mahasiswa yang Tak Bisa Puasa Pertama Bersama Keluarga

Ini Hal yang Harus Dipersiapkan Jelang Ramadan Sesuai Syariat Islam
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Hari yang kian istimewa yang paling dirindukan seluruh umat muslim akhirnya tiba. Sebagaimana telah di tetapkan oleh Kementerian Agama Rebublik Indonesia, 1 ramadhan jatuh pada hari ini, Kamis (17/5/2018).

Seakan telah menjadi tradisi, kebanyakan orang memilih untuk melaksanakan sahur atau berbuka puasa di hari pertama diharuskan bersama dengan keluarga, terlebih lagi mereka yang ada diperantauan, tak segan menyempatkan waktu untuk kembali ke kampung halaman masing-masing, tak terkecuali mahasiswa.

Namun, apa jadinya jika di puasa pertama, mahasiswa khususnya di Sultra tidak bisa menjalankannya bersama keluarga terciinta. Berikut pengakuan beberapa mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan puasa pertama bersama keluarga.

Riat Sarnu Makmur misalnya, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo. Kesibukan jadwal kuliah menyebabkan ia tak bisa memulai ramadhan bersama keluarga tercinta di Ereke, Buton Utara. Ia mengaku sedih, di sahur dan buka puasa pertaama bukan masakan sang bunda yang bisa dinikmatinya.

“Sedihlah, tidak bisa sahur dan buka puasa pertama bersama keluarga. Tapi, karena jadwal kuliah terpaksa tidak bisa sama-sama keluarga di kampung,” ujar Riat, Kamis (17/5/2018).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Mahasiswa Fakultas Pertanian UHO, Siti Sidratul Muntaha. Meski bukan kali pertama menjalankan puasa pertama, tetap saja, hikmatnya sahur serta buka puasa pertama bersama keluarga adalah hal yang paling dirindukannya di Konawe Selatan.

“Karena praktek jadi nda bisa puasa pertama sama keluarga. Walaupun memang tahun lalu juga nda puasa pertama dengan keluarga, tapi tetap saja, kalau sudah bunyi adan mahgrib itu yah, rasanya ingat mamah yang ada di kampung,” ungkap Sidra.

Berbeda dengan Sidra yang sudah kali kedua tidak puasa pertama bersama keluarga, seorang mahasiswa asal Fakultas Ilmu Budaya ((FIB) UHO, Susilawati. Ia mengaku, sangat berbeda rasanya puasa pertama jauh dari keluarganya yang berada di Kabupaten Muna. Bahkan, ia mengaku sepat menangis mengingat betapa kesepiannya kedua oranng tuanya di kampung halamannya, terlebih ia adalah anak tunggal dikeluarganya.

“Pastinya kaya ada yang kurang, apa lagi kalau dengar suara mamah lewat telepon, rasanya ingin menangis. Tapi yah ambil hikmahnya saja, dengan begini saya bisa belajar lebih mandiri lagi,” kata dia.

Namun, rasa sedih yang dirasakan mahasiswa tersebut, tentnya tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk berburu pahala di bulan ramadhan ini. Justru, bagi mereka dengan seperti ini maka mereka bisa melatih diri lebih mandiri lagi. (B)

 


Reporter Sri Rahayu
Editor Tahir Ose