Universitas Airlangga Latih Siswa SMA 2 Wangiwangi

Universitas Airlangga Latih Siswa SMA 2 Wangiwangi
PELATIHAN-Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 (SMANDU) Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, (28/10/2021). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI- Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 (SMANDU) Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (28/10/2021).

Pelatihan dokumentasi budaya berbasis digital bagi pemuda dan pelopor pariwisata itu terjalin atas kerja sama Unair, SMANDU dan sanggar seni Kanamingku.

Dosen FIB Unair La Ode Rabani mengatakan, kegiatan itu merupakan yang pertama kali bagi FIB Unair, SMA 2 Wangiwangi, dan Lembaga Seni Budaya Kanamingku. Bagi FIB Unair, kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan peran dan kehadiran Unair, khususnya di Wakatobi dan pulau-pulau yang selama ini kurang hadir dalam ranah ilmu pengetahuan dan publikasi kampus.

Kehadiran Unair di Wakatobi pernah dalam bentuk bantuan kesehatan yang ditandai dengan hadirnya Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Kini kehadiran itu mewujud dalam bentuk lain, yaitu pengmas.

“Menyasar pemuda yang nantinya di masa depan akan menjadi pelopor, inspirator, dan dokumentator budaya. Yang akan dikenalkan melalui ragam media internet, khususnya media sosial,” paparnya.

Kepala Sekolah SMANDU Wangi-Wangi, Hasanuddin mengatakan, bagi SMANDU, kegiatan ini patut disambut baik karena dua hal. Pertama, menjadi tuan rumah pasti punya dampak positif, kendati tidak hanya siswa yang akan mempunyai kesempatan menambah keahlian. Kedua sangat dimungkinkan pembicaraan lanjutan bagi kerja sama serupa di masa depan, khususnya pada pengembangan kapasitas dan keterampilan tambahan, bagi siswa dan guru.

Lanjut dia, hari ini mengingatkan pada 93 tahun silam, para pemuda Indonesia mendeklarasikan diri, sebagai bagian dari mata, otak, hati dan tulang punggung bagi kemajuan Indonesia.

“Kita tidak tahu persis, bagaimana suasana kejiwaan para pemuda yang hadir di kongres, 28 Oktober 1928 saat itu. Tapi minimal tidak, kita ingin mengambil spirit perjuangan mereka yang telah mengambil bagian dalam memikul beban untuk kemajuan bangsa Indonesia,” ulasnya.

Sementara itu, pimpinan lembaga seni budaya Kanamingku, Sarni menuturkan, bahwa kepercayaan Unair menjadikan lembaganya sebagai mitra adalah sebuah kehormatan, tidak hanya lembaga seni budaya, tetapi juga Wakatobi secara keseluruhan.

“Tentu lembaga seni budaya Kanamingku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena tujuan baik dari Unair, untuk budaya masyarakat Wakatobi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan itu turut hadir sejumlah dosen Unair yakni, Adhi Rahman Purnawan Basundoro, Purnawan yang juga Dekan FIB Unair sekaligus mengisi materi melalui platform Zoom Cloud Meeting. (B)

 


Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma