ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Wakil Bupati Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Raup menginstruksikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konut melakukan penyisiran harga Bahan Bakar dan Minyak (BBM), serta gas Elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah itu.
Hal itu dilakukan Mantan Ketua DPRD Konut ini, selain untuk menetralisir pendistribusian bahan bakar tersebut ke masyarakat agar tertib, juga disinyalir kuat adanya permainan harga di lapangan yang dilakukan oleh pihak distributor. Baik itu agen maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Diakuinya, maraknya kelangkaan bahan bakar kebutuhan masyarakat dan rumah tangga itu di seluruh pelosok wilayah kepemimpinannya, berdampak pada kenaikan harga yang terbilang melambung jauh.
“Kami perintahkan Disperindag melakukan pemantuan dan penyisiran di lapangan terkait harga BBM dan gas elpiji supaya kembali normal. Yang melanggar kami tindak tegas, kasian masyarakat kita,”tegas Raup dikonfirmasi, Senin (15/10/2018).
Diungkapkan, pasca gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi salah satu alasan langka nya BMM dan gas. Kondisi ini, lanjut Politisi Partai PAN ini, merupakan problem besar munculnya dugaan permainan penjualan baik itu di agen resmi, pangkalan, pengecer hingga SPBU.
Sehingga, perlu adanya perhatian serius dan upaya tindakan menetralisir tingkah laku para pedagang nakal yang memanfaatkan situasi. Untuk wilayah Konut, harga gas elpiji 3 kg di agen resmi SPBU Belalo seharga Rp22 ribu sampai Rp25 ribu pertabung yang harusnya harga HET Rp18.400 pertabung. BBM jenis bensin dan pertalite di pengecer mulai harga Rp15 ribu sampai Rp 20 ribu perbotol. Namun, untuk BBM mulai berangsur turun.
“Stok terbatas, pasti harga naik dan mengembalikan ke harga normal itu yang susah. Kami sampaikan Disperindag untuk antisipasi penjualan di pertamina termasuk agen gas agar ngontorol pasarnya, dan harus ada laporannya tiap hari. Kita harapkan agar semua kembali,” terangnya.
“Tiap rapat invlasi kami juga selalu sampaikan. Dan memang saya melihat stock kosong tinggal di kios-kios saja yang menjual. Inilah yang kita tekankan, agar masyarakat kita tak di rugikan. Pihak Disperindag harus peka peda pengawasanya,”tambahnya.
Penjulan gas tabung melon di atas harga HET oleh agen resmi, memicu kekesalah masyarakat pengguna. Pemerintah di minta agar tidak tinggal diam melihat hal tersebut.
“Saya selalu beli harganya Rp22 ribu pertabung, pas tadi saya mau beli sudah Rp25 ribu. Terus saya tanya kenapa naik Rp25 ribu? Dari pihak SPBU bilang kalau untuk di pakai hari-hari Rp22 ribu, tapi kalau mau jual kembali Rp25 ribu,”kata Ariani warga Kecamatan Lasolo saat membeberkan penjualan gas agen SPBU Belalo kepada awak media ini beberapa waktu lalu.
Permainan harga yang terjadi, tentunya mendapat perhatian serius dari pihak instansi terkait. Untuk gas elpiji, pihak Depot secara gamblang menyatakan akan menindak tegas pelaku permainan harga di atas HET hingga pemutusan kontrak usaha.
“Tidak boleh bang (Jual di atas harga HET), itu pelanggaran. Kalau terbukti bisa kena sanksi pemutusan hubungan usaha. Masing-masing agen dan pangkalan sudah di jatah sesuai alokasi kuota,”tegas Manager Komunikasi dan CSR Pertamina MOR VII, Roby Hervindo saat memberikan informasinya melalui pesan whats App.
“Tidak boleh juga ada penjualan lintas wilayah, karena masing-masing wilayah kan sudah ditentukan alokasinya,”terangnya.
Pihak SPBU Belalo yang juga sebagai agen resmi gas elpiji 3 kilo saat dikonfirmasi tak menampik jika ada terjadi penjualan di atas harga HET. Namun, pihak SPBU mengklaim hal itu berdasarkan atas kesepakatan antara penjual dan pembeli.
“Yang beli gas Rp25 ribu itu atas kesepakatan mereka (Pembeli) karena mereka menjual. Bahasanya pembeli begini, ko kasi mi saya kan saya mau jual ji juga, biarmi Rp25 saya kan mau beli banyak,”bela Manager SPBU Belalo, Nina melalui sambungan ponselnya.
“Jadi, itu antara kesepakaran mereka pembeli dan penjual, pembeli merayu,”tutupnya. (A)
Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki