ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Penyelenggaraan event Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi Wave) 2021 di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi puncak bangkitnya kepariwisataan di Wakatobi, yang dalam beberapa tahun terakhir lumpuh.
Tak pelak, di masa pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi Haliana-Ilmiati Daud, event tahunan yang dihelat di Marina Togo Mowondu, Kecamatan Wangiwangi pada tanggal 4-6 Desember 2021 itu, selain membangkitkan kembali pariwisata di daerah, juga menjadi momentum bangkitnya geliat perekonomian yang berdampak langsung pada masyarakat setempat.
Berkat kolaborasi apik Haliana dan Ilmiati Daud dan berbagai pihak dalam memanage daerah yang terkenal akan kearifan lokal, beragam kebudayaan, serta keindahan surga nyata bawah lautnya tersebut.
Pada pelaksanaan festival Wakatobi Wave tahun ini Wakatobi mengusung tema Kebulatan Spirit Budaya Maritim Untuk Kebangkitan Pariwisata Wakatobi dan Indonesia. Pembukaan event itu dimeriahkan oleh tarian kolosal kemilau konservasi maritim, dan fashion show tenun khas Wakatobi.
Di tengah event yang bertabur ragam kebudayaan masyarakat Wakatobi tersebut, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) Haryanto menyerahkan bantuan secara simbolis kepada komunitas film, animasi dan video (Komunitas Lekat) yang diwakili oleh Upik Walewangko. Hal ini menyusul ditetapkannya Kabupaten Wakatobi sebagai Kabupaten Kreatif sektor film, animasi dan video di Samarinda, oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno kepada Bupati Wakatobi Haliana.
Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Haryanto, menyampaikan ucapan selamat kepada Kabupaten Wakatobi yang sudah mendapatkan penetapan sebagai salah satu kabupaten kota kreatif Indonesia tahun 2021.
Penyerahan surat keputusannya sudah disampaikan secara langsung oleh menteri Sandiaga Salahuddin Uno kepada Bupati Wakatobi Haliana, pada tanggal 30 November 2021 di Samarinda.
“Semoga dengan penetapan ini yang juga, menyandingkan Wakatobi yang sudah mendapatkan predikat sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata Indonesia dapat semakin berkembang. Seluruh stakeholder yang ada mendukung sepenuhnya, sehingga upaya pemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif di kabupaten Wakatobi dapat lebih mensejahterakan masyarakat secara luas,” harapnya.
Tak hanya itu, guna meningkatkan mutu dan kualitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), industri kreatif dan ekonomi digital, Bank Indonesia juga meluncurkan digitalisasi transaksi elektronik (Qris) barcode BI, dirangkaikan dengan penyerahan program sosial BI kepada kelompok Panglima Tenun Pajam, Kecamatan Kaledupa. Melalui video streaming Dewan Gubernur BI Sugeng menyampaikan untuk semakin mendukung pengembangan destinasi pariwisata keberadaan UMKM sebagai pendukung di area wisata, yang menurutnya sangat penting, dan tidak boleh dilupakan.
“Untuk meningkatkan skala usaha UMKM dibutuhkan sumber pembiayaan yang tepat sesuai dengan skala usahanya,” terangnya.
Pada momen tersebut Bank Sulawesi Tenggara (Sultra) juga menyerahkan dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang biasa disebut dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, sebagai bentuk dukungan terhadap daerah.
Dana CSR tersebut secara simbolis diserahkan langsung oleh Direktur Kepatuhan Perseroan Terbatas (PT) BPD Sultra Hariyanto, kepada Bupati Wakatobi Haliana pada pembukaan event Wakatobi Wonderful Festival And Expo (Wakatobi Wave) 2021, disaksikan oleh seluruh pengunjung dan tamu kehormatan yang memadati pelataran Marina Togo Mowondu, Kecamatan Wangiwangi, Sabtu, (4/12/2021).
Direktur Kepatuhan PT BPD Sultra Hariyanto mengatakan, program CSR tersebut memang ada setiap tahunnya.
“Di tiap tahun itu ada anggarannya, untuk masing-masing Kabupaten sekira Rp150 juta pertahun. Namun kita lihat juga, kalau memang kemampuan kita meningkat yah kita naikkan lagi,” ujarnya.
Tak pelak, bahwa berstatus sebagai bank daerah sehingga berkewajiban untuk mendorong perekonomian, karena bagaimanapun Bank Sultra adalah bagian dari Wakatobi.
“Harapan kita dengan adanya bantuan itu, terutama berkaitan dengan ekonomi, sedapat mungkin bisa meningkatkan perekonomian di daerah,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dana CSR itu menyasar ke bantuan bencana alam, aksi lingkungan, kegiatan Pemda, dan pembangunan rumah ibadah.
Untuk besaran dana CSR dari tahun ke tahun stabil tergantung kemampuan, dalam hal ini kemampuan untuk menghasilkan laba yang diperkirakan dapat meningkat, dan menurutnya itu sudah ada di rencana kerja.
“Fasilitas itu kita bantu juga, dan bantuan-bantuan seperti itulah yang bisa kita salurkan. Itupun kita juga melalui rekomendasi dari Pemda. Kalau yang sekarang sih tergantung dari daerah, tapi kita ada plafon yang ditetapkan. untuk masing-masing daerah itu Rp150 juta,” jelasnya.
Pimpinan Cabang Bank Sultra Kabupaten Wakatobi Taufiq Akbar menyampaikan, bahwa untuk sekarang ini memang ada proposal yang masuk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk kegiatan festival bersih kanal di Desa Mola raya (Kampung Bajo), Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel).
“Kalau untuk waktunya sendiri Pemda belum menetapkan, kita itu kasih CSR sesuai dengan jumlah proposal yang diajukan, perannya disitu. Jadi inikan ada CSR Rp150 juta, tidak harus mutlak membiayai satu jenis kegiatan, tergantung Pemda, bahwa sekian di porsikan untuk kegiatan ini dan sekian untuk kegiatan lainnya,” paparnya.
Sementara untuk target dari sisi pemasaran produk, lanjut dia, bisa dibilang hampir tidak ada. Karena memang betul-betul murni partisipasi Bank Sultra untuk kehidupan sosial masyarakat.
“Karena pada dasarnya memang di Bank Sultra juga selalu menerapkan go green. Jadi kita berusaha, agar bagaimana limbah-limbah itu bisa tidak ada. Salah satu peran kita adalah menyambut baik rencana Pemda untuk mengadakan bersih-bersih kanal, dan itu harus di tahun 2021 ini,” ucapnya.
Kepala Seksi Pemasaran Bank Sultra Kabupaten Wakatobi Syahrul Hidayat menambahkan, selama gelaran event Wakatobi Wave yang dimulai sejak tanggal 4-6 Desember 2021, pihaknya membuka layanan penukaran uang pecahan kecil. Mulai dari pecahan Rp1.000 hingga pecahan Rp20 ribu.
Peluncuran aplikasi Teropesu oleh Bupati Wakatobi Haliana. Kata Teropesu tersebut adalah identitas/dialog lokal yang artinya adalah tujuan atau arah kemana seseorang akan pergi (my destination) yang memudahkan bagi traveler untuk bertransaksi secara digital maupun memilih lokasi destinasi wisata mana yang akan menjadi tujuan wisata selama di Wakatobi.
Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Nadar menjelaskan, itu sebenarnya adalah simbolisasi dari Wakatobi sebagai destinasi pariwisata nasional. Berdasarkan arti dan dialog empat pulau yang memiliki makna yang sama di empat pulau ini, baik itu di Wangiwangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno melalui video live streamingnya menyampaikan, penyelenggaraan event Wakatobi Wave 2021 dapat terlaksana secara hybrid dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
“Saya Sandiaga Salahuddin Uno Menparekraf, Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengucapkan selamat kepada pemerintah Provinsi Sultra khususnya kabupaten Wakatobi atas terselenggaranya event Wakatobi Wave 2021,” tuturnya.
Kegiatan itu kata dia, merupakan integrasi dari event yang selama ini digelar di seluruh wilayah Wakatobi.
“Baru saja saya kembali dari Wakatobi, event memiliki 4 unsur yaitu edukasi terkait sejarah lingkungan dan budaya, entertainment untuk liburannya, empowerment memberdayakan masyarakat lokal, dan engagement adanya interaksi pengunjung dan peserta,” sebutnya.
Ia berharap dengan terlaksananya event Wakatobi Wave 2021, dapat menjadi tools promosi destinasi wisata Wakatobi serta promosi atraksi budaya yang dikemas dalam konten Wakatobi Wave 2021.
Sehingga masyarakat Indonesia dapat melihat keindahan Wakatobi yang memiliki lebih dari 750 coral di dunia. Selain itu, pria yang akrab disapa Mas Menteri itu berharap dengan terselenggaranya event tersebut dapat menggerakkan perekonomian di Sultra, khususnya Wakatobi, serta memberikan dampak sosial budaya dan lingkungan.
“Akhir kata mari bersama-sama kita bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan menjalankan 3G, yaitu Gerak Cepat (Gercep) Gerak Bersama (Geber) dan Garap Semua Potensi Online (Gaspol) bersama jaga Indonesia bangkitlah pariwisata Indonesia terima kasih,” tuntasnya.
Sementara itu, Gubernur Sultra melalui Sekda Nur Endang Abbas menyampaikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan event Wakatobi Wave 2021. Menurutnya event itu termasuk momentum besar bagi geliat pembangunan ekonomi daerah. Tentu masyarakat menyambut dengan sangat gembira event di Wakatobi ini.
Kendati demikian, ia menyampaikan selamat kepada Bupati dan segenap aparatur serta masyarakat Wakatobi yang tiada henti-hentinya melakukan berbagai terobosan dan inovasi. Sehingga kabupaten Wakatobi walaupun tergolong kabupaten baru pada lingkup pemerintah Provinsi Sultra tetapi kemudian pihaknya menilai kemajuannya sangat signifikan.
“Prestasi ini tentunya tidak mungkin tercipta jika kemudian tidak dilakukan kerja sama, kolaborasi, koordinasi semangat yang kuat untuk berubah dari semua pihak di Wakatobi, terutama kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, tentunya dengan penetapan Wakatobi sebagai kawasan strategis nasional yang memiliki posisi penting dalam pengembangan pariwisata di Indonesia,” ungkapnya.
Hal itu tidak lepas dari potensi wisata bahari yang sangat kaya, yang dimiliki oleh Wakatobi. Hamparan terumbu karang yang ada di Wakatobi merupakan bagian dari segitiga karang dunia coral triangle yang meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang sangat kaya akan spesies karang yang sangat unik.
Kekayaan sumber jenis terumbu karang tersebut, menarik minat dunia internasional untuk mengadakan penelitian di Wakatobi serta menjadikan Wakatobi sebagai salah satu cagar biosfir yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2012 dan menjadikan Wakatobi sebagai taman nasional dengan wilayah laut yang terluas kedua di Indonesia setelah teluk Cendrawasih di Papua.
Keunikan tersebut juga menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Wakatobi dan menikmati keindahan bawah laut yang ada.
Wakatobi wonderful festival yang pertama kali digelar pada tahun 2017, telah menjadi event ataupun kalender nasional saat ini yang tentunya bukan saja dikenal secara nasional tetapi juga telah mendunia dan saat ini Wakatobi Wave juga masuk dalam salah satu dari 83 event di tingkat nasional yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) tahun 2021.
“Ini tentunya sangat memberikan kebanggaan kepada pemerintah Provinsi dan masyarakat Sultra khususnya bagi pemerintah kabupaten Wakatobi dan masyarakatnya. Tentu kita berharap dengan kondisi ini, bahwa perkembangan pariwisata di daerah bisa menciptakan peluang-peluang usaha bagi masyarakat. Agar bisa meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan.
Oleh karena itu, keindahan laut sebagai komoditi pariwisata perlu lagi diperluas dengan pentas seni dan budaya serta kuliner. Agar komoditi pariwisata tentunya lebih bervariasi, dan mampu menarik ataupun mewujudkan industri kreatif, yang kemudian dapat mewujudkan atau pun meningkatkan kunjungan wisata di Wakatobi secara khusus.
“Bagi kita semua hal ini sangat membanggakan bagi seluruh masyarakat Wakatobi serta serta seluruh masyarakat Sultra. Sekali lagi kami berharap, agar pencapaian ini dapat terus menerus dipertahankan. Bahkan dapat ditingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang, dengan berbagai inovasi disesuaikan dengan kondisi industri digital dan transformasi digital saat ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia juga menaruh harapan, agar kabupaten kota yang ada di Sultra, tentunya dapat mengikuti apa yang dilakukan di Wakatobi.
“Karena kita mengetahui bersama bahwa salah satu even secara nasional kemudian hanya terdapat di Wakatobi. Perlu kami informasikan bahwa Pemerintah Provinsi Sultra telah melakukan festival Labengki. Mudah-mudahan dengan dua event ini yang tentunya kita akan buat kalender secara baik inshaallah dapat menarik kunjungan wisata di Sultra,” paparnya.
Terlaksananya kembali Wakatobi Wave tahun 2021, lanjut dia, menjadi wujud komitmen dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, Pemda, akademisi, media, pelaku usaha industri pariwisata dan elemen masyarakat lainnya.
“Kepada kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah mendukung pelaksanaan event Wakatobi Wave 2021, harapan kami juga bahwa tim Kementerian Pariwisata juga dapat mendukung kegiatan-kegiatan lainnya yang ada di Sultra,” pintanya.
“Kami juga menyampaikan, terima kasih kepada Pemda bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan berbagai elemen masyarakat Wakatobi yang tentunya secara bersama-sama pemerintah Provinsi dalam mendorong kesinambungan pengembangan destinasi wisata Wakatobi,” ajaknya.
Hal itu menurut dia, menunjukkan adanya komitmen bersama dan kolaborasi pentahelix, stakeholder untuk membangkitkan kembali kepariwisataan dan ekonomi kreatif di daerah.
“Semoga sinergitas dan kerja keras kita, dalam memajukan pariwisata di Sultra dan Indonesia dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan,” tutupnya
Bupati Wakatobi Haliana mengatakan Pelaksanaan Wave tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan antara lain
expo Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), industri kreatif dan ekonomi digital, jambore bikers, webinar nasional, talk show ekonomi kreatif, malam pagelaran budaya 4 pulau, fashion show, tari kolosal, parade 1000 perahu, festival kuliner maritim, stand up comedy, dan lomba konten kreatif.
Disampaikan Haliana, secara konsisten sejak tahun 2017 festival Wakatobi Wave masuk dalam 100 calender of event nasional dan pada tahun ini ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) sebagai salah satu dari 83 kharisma event nusantara dan merupakan satu-satunya event yang mewakili Provinsi Sultra.
“Faktor yang paling menentukan adalah terutama karena konsistensi kita dalam penyelenggaraannya serta kualitas kemasan eventnya sendiri yang telah dikurasi secara nasional,” katanya.
Haliana menjelaskan, pelaksanaan festival Wakatobi Wave tahun ini mengusung pesan kebangkitan. Makna terpenting dari pelaksanaan festival Wakatobi Wave tahun ini adalah, upaya untuk membangun dan merawat semangat para pelaku usaha dan stakeholder pariwisata di Kabupaten Wakatobi untuk segera bangkit menyongsong harapan baru yang lebih baik.
Sekaligus mengirim pesan untuk meyakinkan wisatawan dan tamu daerah bahwa sebagai suatu destinasi wisata, Wakatobi telah siap untuk re-open dan dikunjungi kembali. Keseluruhan dari rangkaian kegiatan Wakatobi Wave itu, kata dia, akan menjadi simulasi yang membuktikan bahwa Wakatobi betul-betul telah siap untuk melakukan aktivasi pelayanan kepariwisataan di daerah.
Menurutnya, tanda-tanda kebangkitan pariwisata di Wakatobi dapat dirasakan dari pergerakan ekonomi dalam dua atau tiga bulan terakhir ini. Industri pariwisata Wakatobi mulai bergerak lagi. Terukur dari tingkat hunian akomodasi yang terus meningkat bahkan banyak yang sudah full booking.
Lanjutnya, terutama di saat menjelang penyelenggaraan Wakatobi Wave hingga akhir Desember nanti. Pelaksanaan Event Wakatobi Wave diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan, bagi perputaran perekonomian daerah. Juga akan semakin memperkuat posisi daya saing dan citra pariwisata Wakatobi sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata nasional.
“Kita menaruh harapan besar, bahwa ke depan kondisi kepariwisataan di Wakatobi akan dapat segera pulih dan bangkit mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Keyakinan tersebut bukan hal yang muluk-muluk mengingat posisi strategis yang dimiliki Wakatobi saat ini baik secara nasional maupun internasional,” ujarnya.
Di tingkat internasional, destinasi Wakatobi telah mendapat pengakuan sebagai salah satu cagar biosfer bumi oleh UNESCO. Disamping itu di tingkat regional ASEAN, Wakatobi juga dinobatkan sebagai Asean Heritage Park. Sedangkan di tingkat nasional di samping sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional, baru-baru ini juga telah ditetapkan secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia (RI) sebagai satu dari 11 Kabupaten/kota kreatif Indonesia 2021.
“Inshaallah pada tanggal 7 Desember besok, kami juga telah mendapat undangan untuk menghadiri malam puncak 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) bersama pengelola Desa Wisata Liya Togo untuk menerima penghargaan langsung dari Menparekraf RI,” ungkapnya.
Sebagai informasi pembukaan Wakatobi Wave 2021 ini dihadiri pula oleh Sekda Provinsi Sultra Nur Endang Abbas selaku mewakili Gubernur, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hugua, Ratna Lada Hugua, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Haryanto, Asisten Deputi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Dan Investasi (Kemenkomarves) Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sultra Taufik Ariesta, juga hadir Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno sekaligus memberikan sambutan secara streaming.
Pelaksanaan Wakatobi Wave 2021 ini rupanya juga memberi dampak yang amat positif bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di Wakatobi. Salah satunya dinikmati langsung manfaat dan dampak ekonominya oleh Jenita, hanya dengan menjual kaos Wakatobi ia bisa meraup keuntungan yang menurutnya cukup fantastis hingga puluhan juta rupiah.
Dipicu lantaran banyaknya tamu dari luar daerah baik dari Sultra maupun dari luar Sultra yang berkunjung ke Wakatobi pada event tersebut.
Ungkapan alhamdulillah dan rasa syukur ia haturkan atas pencapaiannya tersebut sekaligus mengucap terima kasih kepada Pemda Wakatobi dan Dinas Pariwisata yang sudah memberikan kesempatan, untuk ikut menyemarakkan acara Wakatobi Wave, expo UMKM dan industri ekonomi kreatif Wakatobi. Setiap tahun dan pada tahun ini juga diberikan satu stand di pameran UMKM dan industri usaha ekonomi kreatif.
Selain itu, ia juga berharap sekiranya Pemda Wakatobi memberikan ruang atau tempat khusus untuk pelaku usaha ekonomi kreatif agar usahanya terus berkelanjutan.
Agar dirinya beserta pelaku usaha lainnya bisa juga berkontribusi terhadap daerah, jika tempat yg disediakan tersebut dibayarkan pajak retribusi dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Wakatobi.
“Sekitar Rp30 juta lebih omset jualan kaos Wakatobi, bisa laku Rp9 juta sampai Rp12 juta perhari. Di event sebelumnya hanya Rp10 jt, perharinya bisa Rp2 juta hingga Rp3 juta. Semoga Wakatobi semakin maju, jaya dan sentosa. Harapan saya semoga tahun depan pun kami tetap diberikan kesempatan yang sama untuk mengisi dan menyemarakkan Wakatobi Wave di pameran UMKM dan usaha ekonomi kreatif. Jika perlu, waktu untuk pelaksanaan kegiatan diperpanjang selama satu minggu,” harapnya. (Adv)