Walhi Sultra Minta Pemkab Konsel Atasi Pencemaran Sungai di Lambusa

206
Ketua Walhi Sultra Saharuddin
Saharuddin

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) agar memberi perhatian khusus terhadap pencemaran sungai di Desa Lambusa Kecamatan Konda, yang disebabkan oleh limbah industri rumahan (home industry) olahan tahu yang dilakukan masyarakat setempat.

Direktur Walhi Sultra Saharuddin mengatakan, Pemkab Konsel mestinya mengambil kebijakan yang berpihak terhadap lingkungan dan memberikan dukungan terhadap kelangsungan usaha para pelaku UMKM tersebut, sehingga perhatian pemerintah itu dapat dilakukan secara tepat dan terukur.

“Usaha yang menjadi mata pencaharian masyarakat penting harus dijaga, tapi membuang limbah secara langsung sampai merusak sungai itu juga tidak dibenarkan, untuk apa juga kita dapat uang tapi merusak lingkungan, pemerintah harus memfasilitasi mereka,” kata Saharuddin saat dihubungi melalui telepon, Minggu (7/3/2021).

Uddin panggilan akrabnya, menambahkan, butuh keseriusan pemerintah untuk berani menggelontorkan anggaran membangun fasilitas pengelolaan limbah industri, serta melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk menjaga kualitas sungai tetap terjaga.

“Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) selama ini sudah menjalankan fungsinya, melakukan pembinaan, pengawasan termasuk memfasilitasi masyarakat. Kalau ini tidak pernah dilakukan berarti ada kesan pembiaran disitu,” ungkapnya.

Untuk itu, ia meminta pemerintah setempat segera melakukan tindakan untuk mencari solusi menyelesaikan masalah tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi sungai di Desa Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) kini memprihatinkan. Sungai di wilayah itu diduga tercemar limbah industri rumahan pembuatan tahu dan tempe yang banyak dilakukan warga setempat.

Pantauan zonasultra.id, sungai di Desa Lambusa berubah warna keputihan (seperti cucian air beras) dan berbau tak sedap. Tidak ada ikan terlihat hidup di sekitar sungai. Di area tertentu yang aliran airnya melambat dan sedikit dalam, terlihat sekumpulan endapan seperti lumut yang berubah warna.

Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya sampah basah yang dibuang warga langsung ke sungai. Belum lagi lubang penampungan sampah dan kandang ternak berada di dekat bibir sungai. (a)

 


Kontributor : Erik Ari Prabowo
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini