Wali Kota Baubau Minta Pembangunan Jembatan Buton-Muna Diseriusi

Wali Kota Baubau AS Thamrin
AS Thamrin

ZONASULTRA.COM,BAUBAU – Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), AS Thamrin, meminta kepada jajaranya agar serius dengan rencana pembangunan jembatan penghubung Pulau Buton dan Pulau Muna.

Menurut Tamrin, pihaknya bersama dengan jajaran pemerintah kota (Pemkot) Baubau langsung turun menanggapi proyek itu.

“Jadi ini harus ditangani secara serius. Camat dan Lurah juga harus turun tangan untuk melakukan persiapan-persiapan dari pembangunan jembatan ini, terutama dalam persoalan pembebasan lahan,” terangnya ditemui di kantor Wali Kota Baubau, Selasa (19/1/2020).

Dijelaskannya, dalam pembangunan ada saja kendala dalam realisasinya. Sebab, harus ada singkronisasi atar dua daerah yang dihubungkan. Yakni, Kabupaten Buton Tengah dan Kota Baubau. Namun Thamrin optimis, jika semua stakeholder bekerja sama dan membangun sinergitas segala hambatan tersebut akan muda di lalaui.

“banyak hal yang harus dilakukan yang menyertai liku-liku daripada rencana pembangunan jembatan ini. Segala sesuatunya juga harus dipersiapkan sejak dini,”ujarnya.

Lebih lanjut, kata Thamrin, hal paling utama dalam mempersiapkan pembangunan jembatan tersebut adalah pembebasan lahan. Untuk itu, ia berharap agar apa yang menjadi hasil koordinasi Pemerintah Kota Baubau maupun Kabupaten Buton Tengah dapat ditindak lanjuti.

Terkait pembebasan lahan ini, Pemkot Baubau telah telah menggelontorkan duit senilai Rp 1 miliar untuk lahan seluar 3,5 haktar yang dimiliki 17 orang warga di Kelurahan Palabusa Kota Baubau. Pembebasan lahan sendiri ditargetkan tuntas tahun 2021.

Wali Kota dua periode ini juga menegaskan, agar peta lokasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk itu, koneksitas antara peta dan kondisi di lapangan harus diperjelas. Hal tersebut bertujuan agar dalam proses pembebasan lebih mudah dilakukan serta tidak menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.

“Segala apa yang dijelaskan oleh perencana dari pembangunan ini, itu harus diperjelas titik koordinatnya. Di lapangan sudah diberi patok agar apa yang kita sudah tetapkan jangan lagi bergeser. Karena kalau ini bergeser, dikhawatirkan akan muncul hambatan baru,” tandasnya. (b)

 


Kontributor : Risno Mawandil
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini