Warga Desa Waturambaha Konut Bangun Masjid Dengan Swadaya

514
SWADAYA - Warga Desa Waturambaha Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara secara swadaya membangun masjid yang berukuran 16X16 meter.(MURTAIDIN/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Berada di wilayah sekitar areal pertambangan bukan menjadi jaminan akan meningkatnya proses pembangunan infrastruktur di desa itu. Contohnya Desa Waturambaha Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebanyak 112 kepala keluarga (KK) secara sukarela membangun masjid tanpa bantuan dari pihak swasta, maupun pemerintah kabupaten dan provinsi. Bahkan ibu-ibu rumah tangga rela turun langsung mengangkat pasir dalam kondisi mendaki dengan jarak tempuh sekitar satu kilo.

Warga Desa Waturambaha Konut Bangun Masjid Dengan SwadayaKepala Desa Waturambaha, Dewantoro menuturkan, pembangunan masjid dengan luas 16X16 meter yang dimulai sejak Minggu (25/3/2018) sumber dananya berasal dari hasil swadaya masyarakatnya yang berjumlah 389 jiwa.

BACA JUGA :  Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Konut Minta ASN Bersikap Netral

“Kita punya masjid pertama itu luasnya cuman 10X10 meter saja. Kalau lebaran kondisi masjid kecil sehingga kebanyakan jamaah berada di luar masjid. Kan tidak imbang luas masjid dengan jumlah jiwa yang ada, makanya kita sepakat membangun yang lebih luas lagi,” kata Dewantoro, Senin (26/3/2018).

Dia melanjutkan, untuk pembangunan masjid sendiri estimasinya menelan anggaran hampir Rp300 juta. Dan angka tersebut ditanggung berdasarkan swadaya masyarakatnya, pasalnya baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pihak swasta yang berada di desa itu belum sekali memberikan sumbangan pembangunan masjid.

BACA JUGA :  139 Calon PPK Pilkada Konut Jalani Ujian Tertulis

Warga Desa Waturambaha Konut Bangun Masjid Dengan Swadaya“Anggaran dari hasil swadaya masyarakat. Mulai percetakan batako dan pasirnya itu masyarakat yang siapkan, per KK itu satu sak semen,” ujarnya.

“Belum ada sumbangan dana dari perusahaan. Kami pernah dibantu penggusuran pake eksa mereka, karena posisi masjid berada di tebing jadi harus diratakan memang,” tambahnya.

Untuk itu, Dewantoro berharap bantuan baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi serta investor yang ada, sehingga proses pembangunan masjid yang telah lama diidamkan masyarakatnya sejak mekar 1996 dapat terealisasi secepatnya. (A)

 


Reporter : Murtaidin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini