Warga Kolut Ciptakan Bibit Sabun Cair dari Minyak Kelapa

363
Warga Kolut Ciptakan Bibit Sabun Cair dari Minyak Kelapa
Warga Desa Patowonua, Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) berhasil menciptakan produk bibit sabun cair dari minyak goreng yang terbuat dari kelapa asli.

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Jamaluddin (46), warga Desa Patowonua, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara berhasil menciptakan produk bibit sabun cair dari minyak goreng yang terbuat dari kelapa asli. Ia memilih minyak kelapa karena memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dan mudah didapatkan di wilayah tersebut.

Menurut Jamaluddin, saat ini dirinya memproduksi bahan dasar pembuatan sabun cair dari minyak kelapa hanya untuk kebutuhan perusahaan, namun ke depan rencananya ia akan membuat produk jadi dan siap pakai.

Kata dia, produksi tersebut baru berjalan kurang lebih delapan bulan. Sebelumnya ia beberapa kali gagal karena terjadi kesalahan saat proses fermentasi dan campuran bahan kimia lainnya.

Ia mengaku, pengetahuan membuat bibit sabun tersebut didapatkannya secara autodidak dari rekan kerjanya sewaktu berada di Jakarta. Ia bahkan butuh dua tahun untuk mendapatkan hasil terbaik.

Warga Kolut Ciptakan Bibit Sabun Cair dari Minyak KelapaIa menambahkan, produk yang dibuatnya tersebut masih berwarna putih keabu-abuan, namun menurutnya sudah bisa dipakai langsung. Jika ingin lebih maksimal sisa ditambahkan pewarna atau aroma seperti yang dilakukan perusahaan produsen sabun. Setelah tercampur, bentuknya sudah menyerupai sabun yang ada di pasaran.

“Meski Ini sebatas bahan dasar sabun cair tapi sudah bisa digunakan mencuci piring, atau mencuci pakaian bahkan bisa dipakai untuk sabun mandi, tergantung bahan campurannya,” ujarnya pada zonasultra.id, Kamis (17/2/2022).

Jamaluddin mengaku saat ini dirinya terkendala modal untuk memproduksi secara besar-besaran. Ia masih kekurangan alat dan peralatan pendukung lainnya. Ia hanya memproduksi ketika ada pesanan. Biasanya dalam permintaan ia meracik 150 sampai 200 liter dengan bahan utama sekitar 17 liter minyak kelapa dan diselesaikan dalam dua hari.

“Racikannya juga tidak sembarangan, ini kita berusaha mencampurkan minyak dan air. Kalau takarannya salah bisa jadi encer dan tidak mau berbusa dan biasanya dipengaruhi oleh PH air yang terlalu tinggi dan tingkat keasamannya rendah bisa mempengaruhi busanya,” tutupnya. (a)

 


Kontributor: Rusman Edogawa
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini