ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Nuru (60) warga Desa Poniponiki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tubuhnya terkena bara api langsung mendapatkan jaminan kesehatan gratis dan legalitas kependudukan dari pemerintah daerah (pemda) setempat.
Nuru saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahteramas Kendari. Dia terkena bara api di tubuh sebelah kanan saat memasak nasi di rumahnya, Rabu (27/3/20) pagi.
Keluarga korban, Sri Wati menceritakan, Nuru dan suaminya, Tahir (80) tinggal berdua di sebuah rumah gubuk di Desa Poniponiki. Pasangan suami istri ini tidak memilik anak. Di usia mereka yang sudah tua, pasangan ini hanya mengandalkan pemberian dari keluarga dan tetangga.
Menurut Sri Wati, Nuru mengidap epilepsi (ayan). Penyakitnya ini kambuh saat memasak dan tubuhnya terjatuh di bara api.
“Pas dia angkat itu masakannya, dia diserang penyakit kejang-kejang langsung jatuh di bara api, kena badannya bagian kanan. Dia sempat ji bangun kasian datang sendiri kasi tahu tetangga dia terbakar. Langsung dibawa mi di puskemas, terus dirujuk di Bahteramas,” ungkap Sri Wati.
Dikatakan Sri, pasutri tersebut tinggal di sebuah gubuk tidak layak huni tanpa listrik. Kondisi rumah keduanya sangat memprihatinkan.
“Rumahnya satu petak saja terkumpul mi situ semua mulai ranjangnnya, barang-barang dapurnya. Mereka tidak pernah tersentuh bantuan,” ujar Sri Wati.
Dia menambahkan, awalnya pasutri ini tinggal di Desa Matandahi, Kecamatan Motui. Di desa itu mereka tak pernah mendapat sentuhan bantuan dan pendataan identitas penduduk. Sri Wati kemudian bernisiatif memindahkan keduanya di Desa Poniponiki. Namun, sampai saat ini juga belum pernah memperoleh bantuan.
Pihak keluarga berharap ada perhatian serius dari pemerintah demi kelayakan hidup pasutri tersebut.
Berdasarkan pantauan zonasultra.id di RS Bahteramas, Kamis (28/3/2019), kondisi Nuru semakin membaik. Kepala Dinas Kesehatan Konut Nurjannah Efendi bersama tim medis Kantor Penghubung Konut turut mendampingi Nuru. Sedangkan suaminya Tahir tidak ikut karena terbaring sakit di rumahnya.
Nurjannah mengatakan, segala kepengurusan jamkesda dan identitas kependudukan pasutri ini dipastikan tuntas hari ini. Pihaknya juga telah menyiagakan tim medis mendampingi pasien dan memberikam sedikit santunan.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Konut Ruksamin mengaku marah mengetahui warganya itu belum memilik kartu tanda penduduk (KTP) dan jaminan kesehatan daerah (jamkesda) gratis. Padahal, pemda menganggarkan Rp7 miliar untuk jamkesda, serta kepengurusan identitas penduduk tanpa pengutan biaya. Namun, aksi itu kurang ditanggap baik pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa.
“Begitu mendapat informasi ada warga saya kena musibah terbakar, langsung saya instruksikan dinas kesehatan, dinas dukcapil, dinas sosial, dan pemerintah kecamatan turun tangan langsung menangani segala yang dibutuhkan pasien. Termasuk mengawal proses pegobatannya mulai dari puskemas sampai di RS Bahtermas,” kata Ruksamin. (a)