Warga Sekitar Pertambangan PT Cerindo Kembali Panen Udang Vaname

Warga Sekitar Pertambangan PT Cerindo Kembali Panen Udang Vaname
PANEN UDANG - Sejumlah petani tambak di dusun Babarina, desa Muara Lapao Pao, kecamatan Wolo, kabupaten Kolaka, kembali menggelar panen raya udang vaname, Minggu(14/10/2018) kemarin. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Sejumlah petani tambak di dusun Babarina, desa Muara Lapao Pao, kecamatan Wolo, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar panen raya udang vaname, Minggu(14/10/2018) kemarin. Panen itu dilakukan bersama dengan menghadirkan aparat pemerintah dan Kepolisian Sektor (Polsek) Wolo.

Kapolsek Wolo, IPTU Abdul Rahman mangatakan bahwa hasil panen petani tambak selama dua hari itu berhasil mendapatkan 3 ton lebih udang vaname berkualitas baik.

Padahal, kata Rahman, lokasi tambak para petani itu berada di sekitar Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) nikel PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo).

“Lokasinya tidak jauh dari lokasi PT Cerindo, tapi para petani tambak ini bisa berhasil panen udang vaname yang melimpah. Padahal ini baru satu petak saja yang dipanen,” kata Rahman melalui telepon selulernya, Senin (15/10/2018).

Menurutnya, melimpahnya hasil panen udang para petani tambak itu menunjukan kondisi pesisir di desa itu masih baik, walaupun terdapat aktivitas pertambangan nikel di daerah itu.

Rahman juga mengakui, jika areal pesisir di dusun Babarina terlihat merah. Namun menurutnya, kondisi itu tidak hanya terjadi akibat akrivitas pertambangan. Jauh sebelum PT Cerindo memulai aktivitasnya, kondisi pesisir di dusun tersebut memang sudah seperti itu.

Karena posisi dusun Babarina berada di dekat muara Lapao Pao, sehingga lumpur dari arah hulu terbawa hujan dan akhirnya sampai ke muara dan sebagian masuk ke lokasi tambak.

“Tapi yang kena lumpur itu, tambak yang sudah tidak produksi,” kata Rahman.

Walau begitu, lanjut Rahman, PT Cerindo tetap mengakomodir tuntutan petani tambak untuk mengganti rugi lahan yang terkena dampak lumpur tersebut, walaupun lokasi tambak itu sudah tidak produksi lagi.

Pembayaran kompensasi itu, lanjut Rahman, sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Namun tidak semua petani tambak mau menerima biaya kompensasi dari PT Cerindo itu.

Berita Terkait : Masyarakat Sekitar Pertambangan PT Cerindo Panen Udang Vaname

“Karena sebagian besar petani di sini sudah tau kalau aktivitas PT Cerindo tidak berdampak negatif terhadap lahan tambak mereka. Jadi mereka tidak mau terima dana kompensasi itu,” jelasnya.

Walau diterpa isu pencemaran linkungan, namun para petani di daerah itu tetap melanjutkan pengolahan tambak udangnya, hingga akhirnya mereka bisa panen. Hal itu terus berlangsung selama beberapa kali musim panen, sampai saat ini.

“Jadi beberapa petani yang tidak mau terima dana kompensasi itulah yang undang saya ikut panen udang hari ini. Ini membuktikan bahwa lahan mereka tidak tercemar,” tukasnya. (*)

 


Penulis: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini