ZONASULTRA.COM, KENDARI – Warga asal Kelurahan Alolama, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari yang enggan disebutkan namanya, merasa ditipu oleh penjual gula pasir yang berdagang di Pasar Basah Mandonga, Kendari. Pasalnya, gula halus yang dibelinya, rasanya justru tidak manis, malah menjadi asin.
Gula tersebut diduga palsu karena kue lebaran yang dibuat dengan gula tersebut tidak manis namun asin yang dirasakan. Tak hanya itu, gula itu juga membuat tekstur kue menjadi berbeda dari biasanya. Bahkan usai kue itu dimakan oleh anaknya, mereka merasakan mual.
Ibu lima anak ini membeberkan, awalnya gula yang diduga palsu itu ia beli di salah satu penjual yang ada di Pasar Basah Mandonga sebanyak 2 kilogram dengan harga Rp 15 ribu per kilogram, Kamis (30/5/2019) sekira pukul 15.00 Wita. Gula tersebut untuk dijadikan bahan baku membuat kue lebaran.
Baca Juga : Disperindag Kendari Temukan Jenefer Palsu
Ia bersama beberapa orang anaknya pun membuat kue lebaran dengan bahan sebanyak 3 kilogram, dengan mencampurkan 1 kilogram gula pasir itu sebagai salah satu bahan bakunya. Setelah matang, mereka pun heran dengan tekstur kue yang berbeda dari biasanya. Bentuknya tampak pecah-pecah. Ia pun berinisiatif untuk mencicipi kue itu.
“Saya rasa kuenya tidak manis, tapi rasanya asin. Anak saya juga dia rasa sama, asin katanya. Akhirnya kue itu tidak jadi untuk dimakan, saya simpan saja. Kemudian saya pergi kembali membeli gula yang baru pada penjual yang lain sebanyak 1,5 kilogram, tapi masih di Pasar Basah Mandonga sekira pukul 08.00 Wita,” beber dia saat disambangi di rumahnya, Jumat (31/5/2019).
Ia pun langsung pulang ke rumahnya. Setibanya, agar tak lagi tertipu untuk kedua kalinya, ia pun menyuruh salah seorang anaknya untuk mencoba rasa gula pasir yang telah dihaluskan itu. Ternyata gula itu sama rasanya dengan gula yang telah dibeli sebelumnya.
Seakan masih belum percaya, ia pun memanggil tetangganya untuk menguji rasa gula itu dengan cara dicicipi. Kata dia, tetangganya juga merasakan hal yang sama. Mereka lalu mencoba membandingkan gula asli yang sudah dihaluskan. Hasilnya, memang benar rasanya berbeda dari gula asli.
Baca Juga : Provokasi Grup SW, Akun FB yang Mengaku Polisi Ternyata Palsu
“Gula palsu ini rasanya manis di awal lalu cepat hilang rasanya (langsung tawar). Baunya juga berbeda, gula asli beraroma, tapi gula palsu ini tidak berbau, seperti terigu. Kita coba tes di dalam air, gula palsu ini langsung jetuh ke dasar air,” terangnya.
Ia pun langsung kembali ke pasar untuk mengganti gula itu dengan yang asli. Namun, menurutnya, penjualnya justru bertanya balik, kenapa gula ini dikembalikan sementara banyak pembelinya tidak demikian. Ia lalu berkata tak mau menggunakan gula yang tidak manis untuk membuat kue.
Lanjutnya, penjual itu juga mencoba rasa gula yang dikembalikan itu. Penjual itu juga mengakui bahwa gula itu tidak manis. Uangnya pun langsung dikembalikan oleh si penjual tadi itu.
Warga Alolama ini mengaku telah merugi sekitar ratusan ribu akibat gula palsu itu. Sebab, kue yang telah jadi tidak bisa dikonsumsi, sementara di dalam campuran kue sebanyak 3 kilogram itu, ada telur puluhan biji, mentega, terigu dan bahan kue yang lain menjadi sia-sia.
“Kita konsumsi juga, kita takut jangan sampai ada bahan berbahaya lain yang tercampur dari gula palsu itu. Karena tiga orang setelah makan kue itu, dia rasa mual, sakit perut,” keluhnya.
Baca Juga : Bayar PSK dengan Uang Palsu, Pria di Kendari Diamankan Polisi
Ia pun berharap pihak terkait seperti balai pengawasan obat dan makanan (BPOM) segera menangani kasus ini. Ia khawatir ada korban lain yang dirugikan oleh para pedagang nakal. Ia meminta kepada pihak kepolisian setempat untuk menindak pedagang nakal tersebut. Diduga banyak yang sudah membeli gula palsu tersebut.
“Masalahnya ini momen menjelang lebaran, banyak orang yang akan membeli bahan kue, termasuk gula itu. Maka saya harap pihak terkait segera lakukan sidak di pasar,” tukasnya.
Awak Zonasultra saat ikut mencoba rasa gula diduga palsu itu di rumah korban, memang benar rasanya tidak manis dan berbeda dengan aroma gula asli. Selain itu bentuknya pun berbeda. (A)
Kontributor : Fadli Aksar
Editor : Muhamad Taslim Dalma