ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI-Kelompok saparatis Abu Sayyaf minta tebusan Rp15 miliar untuk pembebasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera.
Hal itu disampaikan La Sambo, paman dari salah seorang korban Moh Khairuddin, bocah di bawah umur yang disekap kelompok Abu Sayyaf pada Kamis 16 Januari 2020 lalu saat melaut di perairan Tambisan, Lahad Datu, Malaysia.
La Sambo mengaku ditelpon oleh adiknya (La Yai) ayah dari Moh Khairuddin mengabarkan jika pihak kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan puluhan miliar rupiah.
Beberapa malam lalu, kata dia, La Yai menelpon mereka, menyampaikan bahwa kelompok Abu Sayyaf minta uang tebusan Rp15 miliar supaya sejumlah sandera dibebaskan.
Sementara kondisi ekonomi mereka serba kekurangan, sehingga keluarga tidak dapat menyanggupiya. Meski demikian, pihak keluarga berharap agar kemenakannya itu bisa bebas dan pulang dengan selamat.
“Kami berharap kepada pemerintah daerah (Pemda) maupun pemerintah pusat untuk dapat mengambil langkah terkait permintaan kelompok Abu Sayyaf. Karena hal itu sangat mustahil kami kabulkan,”katanya saat ditemui di Desa Mola Nelayan Bhakti, kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, (30/1/2020).
La Sambo juga mengungkapkan jika sebelum kemenakannya itu disandera kelompok saparatis Abu Sayyaf. Dirinya pernah meminta kepada adiknya supaya Moh Khairuddin beserta dua orang adik Moh Khairuddin dipulangkan untuk sekolah di Wakatobi.
Meski Moh Khairuddin lahir di Kota Kinabalu, Malaysia pada 22 April 2007 lalu, namun tidak pernah merasakan bagaimana rasanya bangku pendidikan negara itu.
Disisi lain, Moh Khairuddin beserta dua adiknya acap kali dititipkan kepada bibinya, apabila ayahnya pergi melaut selama kurang lebih seminggu. Semenjak ditinggal ibunya dua tahun silam, anak-anak ini kerap kali dititipkan pada bibinya.
“Moh Khairuddin bersama dua orang saudaranya, sebenarnya berkeinginan dan sudah rencana pulang untuk bersekolah disini. Disamping itu, ketiga anak tersebut tidak memiliki dokumen untuk dapat mengenyam pendidikan di Malaysia. Hal itu saya sampaikan jauh hari sebelum kejadian itu. Tapi adik saya mengatakan bahwa lebaran tahun ini akan dipulangkan,” ungkapnya.
Adapun nama-nama korban yang diduga disekap oleh kelompok Abu Sayyaf yaitu Moh. Khairuddin (Wakatobi, Liya); Abdul Latif (Wakatobi, Kaledupa); Arizal Kastamiran (Wakatobi, Kaledupa); Arsyad (Buton); Edi (Buton).
Selanjutnya Pian (Buton); Daeng Abal (Baubau), dan La Aba (Baubau). Sementara satu lainnya bernama Riswanto dari Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tiga orang di antara nama-nama tersebut sudah dilepaskan, namun belum diketahui secara pasti identitasnya. (*)
Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Abd Saban