ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Boy Ihwansyah menghimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman bencana dengan mengelai ciri-cirinya.
Kata dia, ancaman bencana yang terjadi di wilayah di Sultra berbeda-beda. Seperti di daerah kepulauan (Wakatobi, Buton Utara, Muna, Baubau, dan lainnya) ancaman yang biasa terjadi yaitu puting beliung.
Sementara, di daratan (Kabupaten Konawe Utara, Kolaka, Bombana, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara, termasuk Kota Kendari) umumnya banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.
Walau begitu, dia tidak menampik jika potensi bencana bisa terjadi di mana saja. Tidak mesti dibatasi oleh letak geografis sebuah daerah.
“Kalau titik rawan, tentunya semua daerah punya titik rawan bencana, tapi jenis ancaman bencananya yang berbeda,” jelas Boy saat ditemui di Kantor BPBD Sultra, Kamis (24/5/2018).
Dia menjelaskan, daerah rawan tanah longsor tentu saja wilayah yang memiliki kawasan perbukitan. Atau daerah tersebut berada di sekitar lokasi bekas aktivitas penambangan.
Olehnya itu, BPBD Sultra menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melihat ciri-ciri terjadinya ancaman bencana. Akan tetapi, adapula ancaman bencana yang tidak bisa terprediksi.
Untuk dapat mengenali ciri tersebut, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat bisa siap siaga menghadapi ancaman bencana. Seperti memberikan pemahaman tentang tolak ukur banjir, misal untuk Kota Kendari acuannya adalah Sungai Wanggu. Ketika Sungai Wanggu sudah meluap, berarti Kota Kendari terancam.
(Baca Juga : BPBD Konsel Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Buruk)
“Jika Sungai Wanggu muka air banjirnya sudah ekstrem berarti itu akan terjadi banjir,” jelasnya.
Masyarakat sekitar lokasi tersebut, bisa memantau saat tolak ukur itu menunjukkan peningkatan volume air. Selain itu, BPBD Sultra juga terus memantau dan mengingatkan masyarakat di sekitar lokasi yang sering terjadi banjir.
Menurutnya, intensitas hujan berturut-turut dalam sepekan ini, pihaknya sudah hampir melakukan siaga darurat. Sebab air sudah menghampiri titik kritis.
“Namun, secara tidak terduga kemarin airnya surut sehingga normal kembali,” tambahnya.
Sementara itu, merujuk pada informasi yang selalu di update BMKG terkait curah hujan, itu jugalah yang selalu disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai sarana informasi. (B)