ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pada wisuda Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari periode April-Juli 2017 gelombang kedua yang berlangsung di Auditorium Mokodompit UHO, Rabu (30/8/2017), Rektor UHO Muhammad Zamrun kembali mengukuhkan guru besar ke-68 bidang Ilmu Biologi/Botani pada Fakultas MIPA, Prof Jamili.
Dalam orasi ilmiahnya, Jamili mengangkat judul “Ekosistem Mangrove dan Peranannya Sebagai Sabuk Pengaman Dampak Bencana pada Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil”. Alasannya mengangkat judul tersebut yakni karena masih ada kesan terabaikannya keberadaan dan peran ekosistem mangrove dalam kebijakan pembangunan nasional.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehujanan menunjukkan bahwa luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 3.5 juta ha, mewakili 23 persen dari luas mangrove dunia yang tersebar pada 257 kabupaten/kota. Dari luasan tersebut sekitar 5 hingga 6 persen hutan mangrove Indonesia hilang atau rusak setiap tahunnya.
“Kondisi mangrove Sulawesi tidak berbeda dengan kondisi mangrove secara nasional. Ekosistem mangrove pada beberapa tempat di Sultra saat ini telah mengalami kerusakan dan kemerosotan, akibat berbagai aktivitas yang kurang ramah terhadap ekosistem mangrove,” jelasnya.
Katanya, ekosistem mangrove sangat penting pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta masyarakat yang bermukim di dalamnya dari berbagai ancaman dampak bencana, seperti angin topan, banjir rob, dan gelombang laut tinggi. Hilangnya ekosistem mangrove akan mengancam ekosistem terumbu karang dan ekosistem lamun yang merupakan unsur penting bagi produktivitas perairan pantai.
Baca Juga : Rektor UHO Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran
“Fungsi lain ekosistem mangrove adalah sebagai pengendali pencemaran. Melihat begitu banyak manfaat dan pentingnya ekosistem mangrove, maka keberadaanya di daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil mutlak diperlukan,” ungkapnya.
Terlebih lagi, sebagian besar masyarakat Sultra tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Keberadaan ekosistem mangrove yang terjaga dengan baik akan sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko kemungkinan berbagai dampak bencana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Untuk itu, ia merekomendasikan untuk mulai memikirkan potensi ekosistem mangrove sebagai sabuk pengaman dampak bencana pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Acara pengukuhan guru besar tersebut kemudian dilanjutkan dengan acara wisuda dua fakultas di UHO, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 433 wisudawan, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sebanyak 188 wisudawan. (B)
Reporter: Sri Rahayu
Editor: Jumriati