Foodcourt Kampung Pelangi
ZONASULTRA.COM, SEMARANG – Forum Rakornas II/2017 sedang getol membahas pengembangan desa-desa wisata dengan home stay-nya. Bertempat di Hotel Bidakara, Menpar Arief Yahya memaparkan program 100 ribu homestay dan membangun atraksi baru di destinasi berbasis society itu.
Di Semarang, juga lagi deman mbang kampung. Ada satu yang unik, di tengah suasana kampung asli yang masih belum rapi. Kampung Pelangi menghebohkan Tridi di Malang, Kalicode di Jogja, dan Bejalen di Ambarawa Kabupaten Semarang, kini heboh juga di Kelurahan Randusari Kecamatan Semarang Selatan, Jawa Tengah.
Kampung pelangi yang aslinya Kampung Gunung Brintik ini telah menjadi viral atau perbincangan masyarakat dunia internasional sebulan ini. Mereka heboh dengan keindahan warnai warni setelah rumah-rumah kumuh itu disulap dengan cat yang mencolok.
Karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan melakukan sejumlah tahap pembangunan yang akan mendukung keberadaan Kampung Pelangi. “Jika hospitality dibangun, fasilitas kampung diperbaiki, aktivitas keguyuban warga diperkuat, ini bisa menjadi destinasi wisata, desa wisata, dan bangun homestay,” kata Menpar Arief Yahya.
Tahap pertama selama sebulan adalah merubah kampung Gunung Brintik ini menjadi warna warni. Tahap kedua, Pemkot akan mengecat seluruh luasan Kampung Pelangi yang berjumlah 325 rumah itu.
”Tahap pertama saat ini sudah kelihatan hasilnya, sehingga akan diselesaikan lagi tahap dua yang memerlukan waktu sekitar empat minggu agar seluruh luasan Kampung Gunung Brintik semuanya menjadi Kampung Pelangi,” ungkap Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Kamis (18/5).
Seperti di tahap pertama, pemkot di tahap ini akan mengajak seluruh pihak yang peduli untuk membantu membuat Kota Semarang menjadi maju. Baik membantu uang maupun tenaga. Mulai dari perbankan, perusahaan cat, pengusaha konstruksi, developer hingga masyarakat umum.
”Total hitungan pemkot untuk Kampung Pelangi ini menghabiskan sekitar Rp 3 miliar. Tapi anggaran pemerintah tidak bisa masuk, karena tidak semua rumah di kampung ini kumuh. Sehingga pemkot harus mengajak semua pihak untuk terlibat mewujudkan program Kampung Pelangi,” jelasnya.
Wali kota yang biasa disapa Hendi ini menambahkan, di tahun ini pemkot juga menganggarkan sebesar Rp 16 miliar untuk menata saluran atau drainase sungai yang ada disitu. Drainase tersebut akan dibuat rapi dan dibuat jalur pedestarian atau jalan inspeksi di belakang Pasar Kembang. Sehingga wisatawan bisa jalan-jalan di sepanjang jalan inspeksi.
”Pemerintah juga akan membuat foodcourt di lokasi yang sementara ini menjadi tempat bengkel di sebelah Pasar Kembang. Sekaligus akan membuat tempat parkir di lokasi itu. Proyek sudah dilelangkan dan direncanakan bulan Desember Kampung Pelangi dan Pasar Kembang sudah lebih baik,” ujarnya.
Kini bangunan yang mayoritas dari batu bata itu sudah bersolek. Tembok bagian luar ada yang diplester semen, ada pula yang tidak. Namun setelah direnovasi total, kampung itu bak putri jelita. Cantik, anggun, dan menjadi pusat perhatian. Sosok di balik perubahan total itu adalah Slamet Widodo (54), warga setempat.
“Ide membuat Kampung Pelangi datang setelah kami melihat kecantikan kampung warna-warni dan Kampung Tridi di Malang serta Kampung Kali Code di Jogjakarta,” kata pria yang berprofesi sebagai guru itu sebagaimana dilansir laman Independent.
Genteng-genteng rumah warga dicat seperti pelangi. Jembatan juga ditimpa dengan cat sehingga menjadi sangat pas untuk selfie atau foto bareng keluarga maupun teman.
Tak mengherankan, Vogue menulis Kampung Pelangi sangat Instagram-worthy. Ide Slamet sejalan dengan misi walikota yang ingin mempercantik desa-desa di Semarang. Kini, kampung itu berubah menjadi lokasi bidikan travelista. Para pelancong beramai-ramai mengunjungi Kampung Pelangi, terutama pada akhir pekan. “Saya berharap Kampung Pelangi menjadi yang paling besar di Indonesia dan menawarkan pilihan baru untuk pariwisata di Semarang,” harap Slamet.
Media-media luar negeripun pun ikut heboh membahas Kampung Pelangi dalam beberapa hari terakhir. Di antaranya Daily Mail, Mirror, India Times, Telegraph, Vogue, Independent, Coconut, dan Seasia. Media kenamaan itu membuat judul yang wow banget. Misalnya, Independent yang memasang judul Rainbow Village: Indonesian Hamlet Is Instagram Hit With Colourful Makeover. Sedangkan Telegraph memasang judul Rainbow Village Brightens Locals Lives And Social Media Feeds. Sementara India Times mengambil judul Indonesia’s ‘Rainbow Village’ May Cost It. (*)