ZONASULTRA.COM, PASARWAJO – Tandaki atau upacara khitan masyarakat Buton diperkenalkan dalam kegiatan Festifal Budaya Tua Buton tahun ini. Prosesi Tandaki diikuti 200 anak yang tersebar di 7 Kecamatan di Kabupaten Buton.
Dalam tradisi masyarakat Buton mengenal prosesi khitan bagi anak laki-laki dan perempuan. Jika pada perempuan disebut Posuo maka prosesi khitan pada anak laki-laki disebut Tandaki.
Nah prosesi Tandaki diperuntukan bagi anak laki-laki yang akan memasuki usia balig atau dewasa, biasanya anak laki-laki yang mengikuti prosesi ini mereka yang berusia 7 hingga 10 tahun. Tandaki melambangkan bahwa anak tersebut sudah harus belajar mandiri termasuk belajar melaksanakan kebaikan dan menghindari keburukan termasuk juga mereka harus mulai patuh menjalankan perintah dalam ajaran Islam seperti shalat, mengaji dan berpuasa.
Dalam prosesi Tandaki, anak-anak yang akan dikhitan menggenakan pakaian “khusus” yakni selembar sarung berwarna dasar hitam yang dililit ke seluruh tubuh lalu diikatkan di satu pundak. Sebelum prosesi Tandaki
Usai upacara Tandaki nantinya pihak keluarga akan menggelar hajatan makan bersama yang juga menjadi tradisi di masyarakat Buton yaitu Pakande-kandea.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buton Abdul Salam mengatakan konon Tandaki dilakukan dengan memotong sebagian ujung alat vital dengan menggunakan bambu.
” Tandaki ini sudah ada dilakukan masyarakat Buton sejak abad 15 lalu, dan budaya ini tetap dipertahankan hingga saat ini,” ujar Abdul Salam
Prosesi Tandaki ini dikenal sudah ada sejak abad ke 15. Kala itu Islam belum masuk dan prosesinya dilakukan dengan sangat tradisional. Setelah Islam tradisi ini dianggap masih relevan sehingga terus dilestarikan hingga saat ini . Perbedaanya jika dulu khitan dilakukan dengan menggunakan bambu saat ini dilakukan secara medis.
Selain Tandaki dalam rangkaian pagelaran Festival Pesona Budaya Tua Buton lanjut Salam juga ditampilkan kegiatan Posua, Pidole-dole dan Pikande-kandea.
Festival Pesona Budaya Tua yang digelar di Pasar Wajo Buton tahun ini memasuki tahun keenam penyelenggaraanya. Puncaknya akan dilaksanakan pada 23 hingga 26 Agustus mendatang. Event ini sendiri sudah masuk dalam kalender kegiatan kepariwisataan nasional dan diharapakan selain memperkenalkan budaya maupun tradisi masyarakat kepulauan Buton juga bisa menjadi magnet wisatawan lokal dan luar untuk datang ke daerah yang terkenal dengan produksi aspalnya ini. (B)
Reporter : Suparman Nanang
Editor : Tahir Ose
posuo dan tandaki itu bahasa apakah dan apakah itu ada di kab buton yang saaf ini Membentang dari wabula hinga kapontori