OPERASI PASAR – Guna menjaga stabilitas harga beras, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan kuota beras sebanyak 2.000 ton untuk pelaksanaan operasi pasar yang dilakukan di beberapa pasar di Kota Kendari, Rabu (10/1/2018). (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan kuota beras sebanyak 2.000 ton untuk menjaga stabilitas harga beras melalui operasi pasar yang dilakukan di beberapa pasar di daerah itu.
“Operasi serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, untuk di Kendari diadakan di Pasar Mandonga, Pasar Sentral Kota, Pasar Wuawua, Pasar Andonuhu,” ujar Direktur Pengembangan Produk Expor Kementerian Perdagangan Ari Satria, Rabu (10/1/2018).
Dalam pelaksanaannya, Ari mengatakan, Bulog Sultra menyediakan beras medium sebanyak 60 ton setiap operasi pasar. Selain itu, melalui operasi pasar ini, pihaknya ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa stok beras yang ada di Divisi Regional Bulog Sultra cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ari meminta Bulog bekerjasama dengan mitra dan distributor untuk langsung menjual beras ini kepada pedagang-pedagang yang ada didalam pasar itu, bukannya di luar pasar.
“Kita pasang spanduk besar-besar supaya orang juga tahu beras medium ini harganya sesuai dengan harga yang ditetapkan,” tambahnya.
Sebab, Menteri Perdagangan telah mengeluarkan dan menetapkan peraturan bahwa beras kualitas medium harga eceran tertingginya seharga Rp9.450 per kilogram. Dalam operasi pasar, Bulog pun membrandol seharga Rp 9.350 per kilogram, pedagang masih memperoleh keuntungan Rp 100 dari penjualan nantinya.
Dalam Permendag itu selain penetapan harga eceran tertinggi juga ditetapkan sanksi bagi pelaku usaha yang tidak melakukan usahanya dengan benar.
Sementara, Kepala Divisi Regional Bulog Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin menambahkan pihaknya pun ingin melampaui target 2.000 ton beras yang dijual dalam pelaksanaan operasi pasar.
“Pelaksanaan operasi pasar akan dilakukan berdasarkan perkembangan harga eceran tertinggi. Jika sudah diterapkan dengan baik di semua daerah, maka tidak perlu lagi dilakukan operasi pasar,” tutupnya. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Abdul Saban