ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Kendari, Iwan Mutmain meminta bantuan dari tim Satgas Covid-19. Pasalnya, ada 29 warga binaan terinfeksi virus Corona, sejak 16 Oktober 2020 namun tidak ada tindakan dari petugas medis.
Iwan menjelaskan, kasus 29 napi positif tersebut bermula saat salah seorang narapidana mengeluh tidak bisa mencium aroma. Akhirnya, dia pun memutuskan untuk menggelar rapid tes terhadap 649 warga binaan pada 30 September 2020. Hasilnya, 116 reaktif.
Napi yang reaktif pun langsung diisolasi dalam tiga blok. Berikutnya pada 9 dan 10 Oktober 2020, 116 napi yang diduga terpapar virus Corona tersebut menjalani pengambilan sampel tenggorok. Tapi pada 16 Oktober hasilnya baru disampaikan secara lisan, ternyata 29 orang positif covid-19.
Petugas Rutan hanya menerima daftar napi nama yang positif, tapi surat keterangan hasil pemeriksaan laboratorium uji usap tidak pernah diperlihatkan. Mereka hanya diminta mengisolasi narapidana selama 24 hari.
Karena hasil yang tidak jelas tersebut, pihaknya mengaku khawatir salah dalam mengambil kebijakan dan melakukan isolasi. Sebab, untuk mengeluarkan para narapidana dari ruang isolasi setelah 24 hari, tanpa hasil pemeriksaan swab ataupun rapid test.
“Yang tadinya cuma mereka yang reaktif, bisa saja ke teman-temannya juga. Karena belum adanya hasil yang diperlihatkan, bahwa ini (narapidana) sudah non reaktif, itu yang menjadi kekhawatiran kami,” keluh Iwan Mutmain saat ditemui di Rutan Kendari, Selasa (3/11/2020).
Iwan meminta kepada Satgas Covid-19 agar memberikan kepastian dengan menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap seluruh narapidana yang telah menjalani uji usap. Tak hanya itu, dia meminta agar usai masa karantina selesai, Satgas melakukan swab kembali untuk memastikan kondisi kesehatan narapidana.
Lebih jauh, Iwan berharap kepada Satgas Covid-19 untuk memperhatikan para narapidana yang telah dinyatakan positif Covid-19 dengan memberikan asupan gizi dan obat-obatan. Selama ini dua hal itu sama sekali tidak diberikan oleh Satgas. “Setahu saya di masyarakat umum diberikan obat-obat macam vitamin, namun kami di sini dengan kekuatan sendiri membelikan obat-obat dari pentunjuk perawat Rutan,” ungkap dia.
Iwan menambahkan, hingga kini tersisa 9 narapidana yang masih menjalani isolasi, sisanya 20 warga binaan sudah membaur dengan penghuni yang lain atas dasar hasil rapid test.(a)