ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pemerintah menetapkn awal Bulan suci Ramadan 1439 Hijriah pada kamis (17/5/2018). Memasuki ibadah puasa ini berbagai macam tradisi dilakukan oleh masyarakat seperti, ziarah kubur dan gelar doa syukuran untuk menyambut datangnya bulan yang penuh ampun itu.
Ziarah kubur menjadi salah satu kebiasaan masyarakat, termasuk di Konawe Utara. Ziarah kubur ini dimaksud untuk mengirimkan doa kepada sanak keluarga yang telah lebih dulu menghadap sang pencipta. Pelaksanaannya biasa dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan, entah itu 1 minggu, 5 hari atau sehari sebelum pelaksaan puasa.
Saat berkunjung, para peziarah kubur biasanya membacakan ayat-ayat suci Alquran dan berdoa kepada sang ilahi dengan tujuan agar doa yang dipanjatkan dapat memberikan ketenangan kepada jasad seseorang yang telah meninggal baik itu yang baru maupun lama.
Tentunya, hal itu menjadi keyakinan kuat karena makhluk ciptaan Allah SWT yang telah wafat di percaya masih menjalani proses kehidupan di akhirat setelah di dunia. Doa keluarga adalah satu-satunya amalan penting untuk bisa memberikan kedamaian zat yang berada di liang kubur.
(Baca Juga : Ini Hal yang Harus Dipersiapkan Jelang Ramadan Sesuai Syariat Islam)
“Apalagi jelang memasuki bulan puasa, doa yang di kirimkan bisa berkali-kali lipat pahalanya. Dan kami juga yang masih hidup di dunia ini agar di berikan petunjuk jalan yang benar oleh Alla SWT bersaama keuarga,” tutur Muhammad Pahlawan, salah seorang warga Konut ditemui usai melakukan ziarah kubur, Rabu (17/5/2018).
Usai membaca doa, para peziarah melanjutkan dengan menaburkan bunga di makam, membersihkan sekeliling kubur dari kotoran dan menyiram batu nisan makam menggunakan air putih bersih.
Selain ziarah kubur tradisi lainnya, masyarkat juga melakukan prosesi doa syukuran atau biasa di sebut baca-baca untuk menyambut datanya bulan yang dimuliakan itu. Biasanya kegiatan itu dilangsungkan sehari sebelum puasa, tepatnya usai melaksanakan ibadah shalat maghrib.
Untuk tempat, masyarakat biasanya melakukan di sarana ibadah seperti mesjid dan musolah bersama warga lainnya. Namun, ada juga yang melaksakan di kediaman pribadi, hal itu tentunya tergantung pada pilihan masing-masing.
“kalau syukuran kita siapkan berbagai jenis makanan seperti daging ayam, sapai, ikan dan jenis makanan lainnya sesuai kemampuan. sebenarnya bukan makan yang menjadi tolak ukur terlaksananya kegitan syukuran, tapi doanya yang kita harapkan agar apa yang di hajatkan untuk mendapatkan keberkahan di bulan puasa dapat terwujud,”tambah bapak 5 anak ini.
Baca-baca syukuran merupakan ungkapan rasa terimakasih kepada sang pencipta karena pada kesempatan itu masih diberi kesehatan, kekuatan, umur yang panjang dan perlindungan untuk menjalan ibadah puasa di bulan suci ramadan yang penuh rahmat. (B)