Islam adalah Rahmatan Lil Alamin, begitu pula bulan Ramadhan yang suci. Di dalamnya terdapat pintu rahmat, pintu magfirah dan takwa. Tidak heran jika umat Islam di seluruh dunia senantiasa bergembira menyambut kedatanagn bulan Ramadhan ini. Bagaimana tidak, seluruh amalan di bulan Ramadhan ini dilipat gandakan. Di samping itu pula kaum muslim dilimpahkan berbagai kemenangan di sepanjang sejarahnya.
Kemenangan dalam peperangan banyak terjadi di bulan Ramadhan yang menyebabkan izzul islam kian diakui makhluk sejagat, begitu pula kemenangan diri atas terlaksananya amalan luar biasa sebanding seribu bulan yang dilakukan sebagai pembuktian diri seorang hamba yang taat. Faktanya, Ramadhan memberikan kesan dihati dan fikiran semua orang, sehingga ia selalu dirindukan.
Namun, bulan Ramadhan kali ini disambut dengan munculnya berita dari berbagai media tentang kejadian 3 bom meledak secara beruntun di tiga gereja yang berbeda di wilayah Jawa Timur. Kejadian ini sungguh sangat menodai bulan Ramadhan yang suci ini. Teroris yang menyasar rumah-rumah ibadah yang didalamnya adalah manusia yang haram darahnya untuk ditumpahkan. Citra buruk islam jadi dampak yang tak terelakkan. Sejatinya kekerasan semacam itu sangat dilarang dalam agama ini.
Larangan merusak tempat ibadah ditegaskan dalan firman Allah swt. “Dan sekirannya Allah tiada menolong (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah tiada dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid.”(QS. Al-Hajj:40)
Menurut Imam Al Qurthubi, ayat ini cukup jelas menegaskan, syariat yang diberlakukan oleh Allah swt dimuka bumi telah melindungi tempat ibadah itu dari keganasan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Ketika Umar Bin Khatab merebut Yerussalem, ia menjamin hak beribadah kaum Nasrani dan berjanji tidak akan membumi hanguskan gereja mereka. Semua ini adalah secuil bukti bahwa islam menolak berbagai bentuk kerusakan terhadap tempat ibadah dan menebar teror bagi penganut agama lain.
Allah swt berfirman:”Barang siapa yang membunuh seorang manusia , bukan karena orang itu membunuh yang lain atau bukan karena berbuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.”(QS.Al-maidah:32). Akan tetapi ada isu mengenai terorisme justru Islamlah yang disudutkan , Islamlah yang dituduh sebagai teroris. Akhirnya yang terjadi adalah banyak umat islam yang phobia terhadap agamanya sendiri. Takut dengan kelompok-kelompok Islam hanya karena framing negatif tentang islam.
Sehingga wajar jika muncul banyak kalangan mengecam aksi terorisme dan menyatakan bahwa terorisme bukan ajaran islam. Dan seperti itulah sesungguhnya terorisme bukan ajaran islam.
Aksi teroris pengebom 3 gereja di Surabaya dikecam DPP Persaudaraan Alumni (PA) 212. Ketum PA 212 Slamet Maarif mengatakan bahwa teroris adalah bukan ajaran islam. “Kami mengecam dan mengutuk keras tindakan biadab pelaku pengeboman terhadap 3 gereja di Surabaya”. Ujar Slamet dalam keterangan tertulisnya, Jum’at(13/05/2018), (Detik.com).
Manta Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin mengatakan bahwa islam menolak terorisme karena itu merupakan kejahatan luar biasa. Islam sangat mengecam perbuatan terror tersebut dalam Al Quran ditegaskan , barang siapa yang membunuh orang tanpa alasan maka seperti membunuh semua umat islam, Rabu(13/05) (Merdeka.com).
Bagi semua muslim yang mengikuti kebenaran dari penciptaNya, ia akan melihat betapa Islam sangat menghargai setiap nyawa yang diciptakan, apapun agamanya. Kaum non muslim hidup aman dan nyaman dalam naungan Daulah Nabawiyah di Madinah kala Rasul Muhammad saw masih mendampingi kaum muslim.
Kondisi ini terus berlanjut di bawah kepemimpinan banyak khalifah setelahnya. Tak hanya kehormatan jiwanya, rumah ibadahnya pun dijaga sedemikian rupa, bebas dari gangguan. Penjagaan ini bersifat wajib dan harus di jalankan oleh seluruh elemen masyarakat, begitu syariat Islam telah menetapkan, tidak ada perbedaan dikalangan para ulama.
Teladan pun dapat di saksikan dari momen penaklukkan kota Nasrani adidaya Konstantinopel tahun 1453 silam. Pemimpin pasukan Muhammad Al Fatih, secara terang-terangan menampilkan Islam sebenarnya yang saat ini banyak masyrakat yang tidak mengetahui.
Pemahaman yang sempurna terkait syariatNyalah yang menjadikan kehidupan harmonis antar umat beragama langgeng hingga berabad-abad setelahnya. Profil muslim taat adalah yang menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya.
Allah swt sangat melarang dengan keras perbuatan menista tempat beribadah agama lain tanpa alasan yang haq.
Oleh karena itu, terorisme ini merupakan kejahatan yang luar biasa dan Islam mengutuk keras tindakan teror. Allah swt berfirman :… Maka berkat rahmat dari Allahlah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar, tentulah mereka melarikan diri dari sekitarmu.” (Al-Imran :159).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Islam mengajarkan untuk bersikap lemah lembut. Hal ini berarti terorisme jelas di larang dalam Al Quran, pelakunya tidak akan masuk surga. Dalam ayat di atas juga menegaskan bahwa Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bersikap keras lagi berhati kasar, kecuali dengan kafir harbi fi’lan. “Dan jika mereka condong terhadap perdamaian maka condongkanlah kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. (QS. Al-Anfal:61).
“ kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran islam. Dan orang yang paling baik islamnya ialah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Ahmad).
Dengan demikian, agar tidak ada lagi generalisasi bahwa bom bunuh diri adalah bagian dari perjuangan penegakkan Islam, saatnya menggunakan pola pikir kita secara jernih tentang fakta yang sedang terjadi. Manusia dibekali akal yang menjadikan mulia di banding malaikat sekalipun. Akal dianugerahkan oleh Allah demi ditemukanya kebenaran yang hakiki yang ia mampu dipahami jika dibarengi dengan keikhlasan untuk mengkaji.
Islam phobia yang merebak setelah kejadian ini harus disikapi secara bijak, jangan sampai tertipu dengan stigma negatif meski kebanyakan orang berkata demikian. Yang menjadi pijakan berfikir jelas adalah Al Quran dan Sunnah, kedunya membedakkan mana yang bathil dan mana yang benar secara signifikan. Kebathilan dan kebenaran tidak akan pernah bisa disatukan dan akan tetap begitu meski hari kiamat menjelang.
Opini bahwa aksi terorisme identik dengan orang yang rajin ikut kajian, sholat berjamaah di masjid, atau bergamis plus cadaran, bahkan aktivis dakwah yang kemana-mana bicara Islam adalah suatu kesesatan yang dipertontonkan.
Dapat dikatakan bahwa terorisme bukan ajaran islam, terorisme itu alat pemeceah belah. Terorisme adalah label jahat yang dilekatkan oleh mereka-mereka yang tidak peduli jika Islam dinistakan. ***